Refleksi Era Soekamto di Hari Batik Nasional, Mulai dari Filosofi hingga Gaya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Desainer Batik Era Soekamto/Foto: Instagram/Era Soekamto

Desainer Batik Era Soekamto/Foto: Instagram/Era Soekamto

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada Rabu 1 Oktober 2024, desiner Batik Era Soekamto memiliki refleksi khusus. Era kembali mengingatkan makna dan filosofi Batik secara esensial. Salah satunya ialah jika batik bukan sekadar kain atau busana yang dibubukan oleh malam atau lilin dalam selembar kain, tetapi ada jiwa dan linuwih-nya (kelebihan). Bukan hanya mengerti artinya, tetapi sudah saling terjalin dalam budaya kita. 

Era Soekamto berharap semakin banyak orang yang melihat batik ibukan hanya sebagai komoditas. Walaupun batik menjadi visual komunikasi, rekamlah dengan baik dan benar, membuat chronicle yang jelas. Sehingga kondensasi dari demografi, budaya, serta ekonomi dan sebagainya itu bisa terwakili dari chronicle tersebut. 

Supaya cerita tersebut menjadi catatan bagi kita dengan punya satu data atau catatan atau chronicle yang jelas. Sehingga nanti 100 tahun kemudian tetap terproses dengan baik dan benar.

"Kelak anak cucu kita nanti bisa melihat bahwa ada catatan luas tentang sejarah, walaupun itu buatan, tetapi menjadi perkembangan atau modernisasi, inovasi atau apa pun namanya harus ada catatan-catatan yang jelas. Nah,  bisa dimulai dari dunia digital," ucap Era saat dihubungi Cantika via WhatsApp, Selasa, 1 Oktober 2024. 

Sehingga tugas menuliskan budaya sejatinya, bukan hanya tanggung jawab wartawan saja, tetapi siapa pun yang punya ketertarikan soal batik mulailah menulis. "Sehingga kita  semakin kaya record-nya untuk melindungi kreativitas kita diambil oleh negara lain karena kita punya banyak sekali bukti bahwa itu adalah karyanya bangsa kita," lanjut Era. 

Era juga berharap pemakaian batik sudah tidak lagi dikotak-kotakan untuk tua atau muda. Semua kalangan bisa secara bebas mengekspresikan batik lewat penampilan atau gaya kasual atau formal. Semakin banyak orang yang memakai Batik tidak lagi hanya di momen Hari Batik tetapi semakin sering lagi.  

Harapan lainnya ialah semakin banyak pula orang yang mengerti tentang filosofi batik.  "Mulai dari filosofi harmonisasi manusia, manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam yang  juga tercipta dengan baik. Sehingga energi itu tetap lestari ada di setiap insan, adabnya tetap terjaga lewat wastra," imbuhnya. 

Pilihan Editor: Sambut Hari Batik Nasional, IPMI Gelar Parade Batik yang Kaya Corak dan Warna

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."