Ghea Panggabean Hadirkan Tenun Gringsing dari Bali dengan Gaya Bohemian

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Tenun Gringsing dari Bali jadi inspirasi Ghea Panggabean untuk koleksi

Tenun Gringsing dari Bali jadi inspirasi Ghea Panggabean untuk koleksi "BE-BALI" yang ditampilkan di The Langham Fashion Soire, Rabu, 2 Oktober 2024/Foto: Doc. IPMI

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tenun Gringsing dari Bali jadi inspirasi Ghea Panggabean untuk koleksi "BE-BALI" yang ditampilkan di The Langham Fashion Soire. Motif Gringsing adalah salah satu motif tenun Bali yang sarat dengan makna spiritual. Secara tradisional, Gringsing dipercaya memiliki kekuatan pelindung, yang mampu menangkal pengaruh buruk dan menjaga pemakainya dari bahaya. 

Nama ‘Gringsing’ sendiri berasal dari kata ‘gring’ yang berarti sakit dan ‘sing’ yang berarti tidak, sehingga secara harfiah berarti ‘tidak sakit’ atau ‘terhindar dari penyakit’.

Tenun Gringsing kembali diangkat oleh GHEA sebagai primadona untuk koleksi terbaru GHEA yang ditampilkan di The Langham Fashion Soirée sembari merayakan perjalanan karier fashion GHEA yang hampir menyentuh 45 tahun di industri mode Indonesia.

GHEA sebagai salah satu desainer yang identik wastra Indonesia, dengan konsisten mengangkat dan menerjemahkan kekayaan budaya Indonesia ke dalam karya-karya fashion yang modern.

Tenun Gringsing dari Bali jadi inspirasi Ghea Panggabean untuk koleksi “BE-BALI” yang ditampilkan di The Langham Fashion Soirée, Rabu, 2 Oktober 2024/Foto: Doc. IPMI

Pada koleksi terbaru yang berjudul “BE-BALI” ini wastra Gringsing yang megah diinterpretasikan ke dalam busana-busana leisure bersemangat Bohemian. Rancangan terdiri dari tube dress panjang yang lebar melambai, jubah kimono timeless yang sangat santai, celana panjang berpipa melebar dari lutut ke bawah, palazzo, juga modifikasi kebaya berlayer korset di sisi luar. 

Rancangan busana malam bernuansa hitam tampil kuat berpadu dengan aksen emas yang mewah. Aksesori emas dan simbol- simbol khas Bali seperti Barong, yang dalam kepercayaan Bali juga dianggap sebagai pelindung. Kain chiffon dan satin menjadi kanvas untuk motif Gringsing yang eksotis, dihiasi dengan sulaman emas, bordir, dan teknik hand screen printing dengan kombinasi bordiran detail benang emas yang menjadi ciri khas GHEA. 

Tenun Gringsing dari Bali jadi inspirasi Ghea Panggabean untuk koleksi “BE-BALI” yang ditampilkan di The Langham Fashion Soirée, Rabu, 2 Oktober 2024/Foto: Doc. IPMI

Setiap helai busana tidak hanya memancarkan kemewahan, tetapi juga membawa pesan tentang perlindungan dan kekuatan spiritual, menciptakan harmoni antara tradisi dan gaya kontemporer.

Perjalanan karir GHEA membuatnya telah menjadi salah satu ikon mode Indonesia yang dikenal atas dedikasinya dalam mengangkat kekayaan budaya Nusantara. Ia memulai karirnya sejak akhir 1980- an, membawa pendekatan unik yang memadukan seni tradisional Indonesia dengan gaya modern, menjadikannya sebagai pionir dalam penggunaan kain dan motif etnik dalam fashion kontemporer.

Salah satu ciri khas dalam karya GHEA adalah kemampuannya menginterpretasikan motif tradisional, seperti tenun ikat dan songket, ke dalam busana modern yang tetap mempertahankan makna dan nilai-nilai filosofisnya. Motif Gringsing dari Bali, misalnya, telah menjadi elemen ikonik dalam banyak karya GHEA.

Pilihan Editor: BCL Anggun Berkebaya Organza Ombre karya Ghea Panggabean

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."