3 Waktu Terbaik Minum Kopi Agar Tak Mengganggu Kesehatan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Ilustrasi wanita minum kopi atau teh hangat. Freepik.com/Tirachardz

Ilustrasi wanita minum kopi atau teh hangat. Freepik.com/Tirachardz

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kopi jadi salah satu jenis minuman favorit orang-orang seluruh dunia termasuk di Indonesia. Kopi terutama ketika bersantai atau untuk mengatasi rasa kantuk. 

Bahkan, berdasarkan data Organisasi Kopi Internasional atau International Coffee Organization (ICO), jumlah konsumsi kopi dalam negeri adalah yang terbesar kelima di dunia, yaitu 5 juta kantong berukuran 60 kilogram pada 2020/2021.

Namun, menurut Healthline, konsumsi kopi berlebihan yang tinggi kandungan kafein dapat mengganggu kinerja sistem pencernaan, menimbulkan kecemasan, insomnia atau susah tidur, kelelahan, kecanduan, detak jantung cepat, hingga hipertensi atau tekanan darah tinggi. Lantas, kapan waktu minum kopi yang tepat? 

Waktu Terbaik Minum Kopi

Banyak orang yang langsung minum secangkir kopi setelah bangun tidur, sedangkan beberapa orang lainnya percaya bahwa kopi lebih bermanfaat ketika dikonsumsi beberapa jam setelah bangun. Faktanya, minum kopi terlalu cepat setelah terjaga dari tidur dapat mempengaruhi hormon kortisol. 

Kortisol sendiri merupakan hormon yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus. Hormon tersebut juga mengatur metabolisme, respons sistem imun, dan tekanan darah pada manusia. 

Hormon kortisol mengikuti ritme siklus tidur dan bangun, dengan kadar tertinggi pada saat 30-45 menit setelah bangun tidur dan perlahan-lahan akan menurun. 

Kendati demikian, waktu terbaik untuk minum kopi adalah pertengahan pagi hingga menjelang siang saat kadar hormon kortisol jauh lebih rendah. 

1. Menjelang Siang Hari

Bagi kebanyakan orang yang bangun sekitar pukul 06.30, waktu terbaik untuk mengonsumsi kopi adalah antara pukul 09.30 hingga 11.30. Namun, perlu diketahui bahwa belum ada penelitian yang secara khusus mengamati adanya efek energi yang dihasilkan dari kebiasaan menunda minum kopi di pagi hari dibandingkan dengan meminumnya segera setelah bangun. 

Walaupun begitu, tidak mengonsumsi kopi segera setelah bangun tidur sangat dianjurkan agar mencegah peningkatan kadar hormon kortisol. Pasalnya, minum kopi ketika kadar hormon kortisol sedang tinggi dalam jangka panjang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan berbagai penyakit. 

2. Sebelum Berolahraga

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat menunda kelelahan ketika berolahraga serta meningkatkan kekuatan dan tenaga otot. 

Untuk mengoptimalkan manfaat kopi pada performa olahraga, sebaiknya konsumsi dilakukan 30-60 menit sebelum latihan. Hal itu disebut sebagai waktu terbaik dan dibutuhkan agar kadar kafein dapat mencapai puncaknya di dalam tubuh. 

Dosis kafein yang efektif untuk meningkatkan performa olahraga adalah 3-6 miligram per kilogram berat badan. Misalnya, untuk orang dengan berat badan sekitar 68 kilogram, konsumsi 200-400 miligram kafein atau setara 2-4 cangkir kopi sangat dianjurkan. 

3. Maksimal 6 Jam Sebelum Tidur

Efek stimulasi kafein dari kopi bertahan hingga selama 3-5 jam. Mengonsumsi kopi terlalu dekat dengan waktu tidur, seperti saat makan malam dapat menyebabkan insomnia. 

Untuk menghindari efek kafein yang mengganggu performa tidur, maka disarankan untuk menghindari konsumsi kopi maksimal 6 jam sebelum tidur. Selain mengganggu waktu istirahat, kafein bagi sebagian orang juga dapat meningkatkan kecemasan. 

Untuk mengganti konsumsi kopi di malam hari agar tidak mengganggu tidur, Sahabat Cantika disarankan untuk beralih ke teh hijau yang mengandung sepertiga kafein dalam kopi. Teh hijau juga menyediakan asam amino L-theanine yang mempunyai sifat menenangkan dan menyejukkan. 

Pilihan Editor: Apakah Kopi Termasuk Superfood? Cek Jawabannya di Sini

MELYNDA DWI PUSPITA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."