Perempuan Peneliti Masa Kini Bisa Eksis Tanpa Hambatan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Program L'Oral-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2024 kembali hadir dengan misi mendukung kontribusi perempuan peneliti Indonesia di Jakarta, Senin, 11 November 2024/Foto: CANTIKA/Ecka Pramita

Program L'Oral-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2024 kembali hadir dengan misi mendukung kontribusi perempuan peneliti Indonesia di Jakarta, Senin, 11 November 2024/Foto: CANTIKA/Ecka Pramita

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Masih terdapat tantangan yang dihadapi oleh perempuan peneliti dalam pengembangan ilmu pengetahuan, seperti akses terhadap fasilitas penelitian dan pendanaan, serta stigma dan hambatan sosial, terutama dalam menjalankan peran ganda, baik sebagai ilmuwan maupun sebagai ibu, istri, dan anggota keluarga. Hal itu dikatakan Itje Chodidjah, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO. 

Oleh sebab itu, program L’Oréal-UNESCO For Women in Science konsisten memberikan penghargaan bagi perempuan peneliti. Program ini telah memberikan dukungan pendanaan setiap tahun mencapai 400 juta rupiah yang sudah diberikan kepada 75 perempuan peneliti di Indonesia. Selama lebih dari 20 tahun, program ini menciptakan efek bola salju dimana alumni program FWIS telah menghasilkan lebih dari 2.500 publikasi ilmiah, melibatkan lebih dari 1.400 peneliti dalam penelitian mereka, dimana  65% di antaranya adalah perempuan, serta menginspirasi ribuan peneliti muda.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani mengatakan pembangunan berkelanjutan membutuhkan kontribusi dari setiap sektor, termasuk ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para perempuan peneliti

"Kita dapat menyaksikan bahwa karya-karya para perempuan peneliti ini tidak hanya memperlihatkan kemajuan ilmu pengetahuan, tetapi juga berperan penting dalam menjawab tantangan bangsa dan berkontribusi terhadap agenda pembangunan nasional,” ujar Sri Suning Kusumawardani dalam acara L’Oréal-UNESCO For Women In Science National Fellowship 2024 Award Ceremony, Senin, 11 November 2024. 

Data yang diterima melalui dengan L'Oreal UNESCO setidaknya lebih dari 71 perempuan peneliti yang telah mendapatkan penghargaan dan pendanaan riset. L'Oreal UNESCO pun tidak hanya menghasilkan publikasi yang jumlahnya lebih dari 2.511, tetapi juga telah melibatkan dan menginspirasi sekitar 1.417 perempuan peneliti lainnya. Selain itu, terdapat kolaborasi dengan 31 universitas dan institusi di seluruh Indonesia.

Ketika perempuan aktif dalam pendidikan dan sains, mereka membantu mengikis stereotip gender yang menghampat kemajuan perempuan. Sebagai contoh, di bidang STEM, sains teknologi, dan matematika. Masih saja ada bias yang menganggap bidang ini adalah lebih cocok untuk perempuan.

Tidak bisa kita pundi. Partisipasi perempuan yang meningkat dalam bidang ini dapat mengubah persepsi. Dapat mengubah persepsi masyarakat dan membuka jalan bagi generasi muda perempuan untuk mengejar karier dalam bidang sains tanpa hambatan.

Mendukung Riset dan Inovasi yang Berkelanjutan 

Presiden Direktur L'Oréal Indonesia, Junaid Murtaza menyampaikan program L'Oréal-UNESCO For Women in Science adalah wujud nyata dari misi kami untuk menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia, dengan cara mendukung riset dan inovasi yang inklusif dan berkelanjutan. 

"Lewat berbagai kolaborasi, kami berkomitmen untuk terus konsisten menghadirkan akses pelatihan dan kesempatan berjejaring. Kami berharap, sebagai komunitas perempuan peneliti terbesar di dunia, program ini dapat menjadi inspirasi bagi sektor swasta untuk terus berkontribusi bagi pembangunan nasional lewat pengembangan ilmu pengetahuan.”

L'Oréal Indonesia terus mengembangkan program FWIS agar memberikan dampak lebih besar bagi para perempuan peneliti. Dengan wadah jejaring daring (dalam jaringan) yang diluncurkan Fondation L'Oréal dan UNESCO pada tahun 2021, alumni program FWIS dapat terhubung dengan perempuan peneliti lainnya di seluruh dunia. Platform ini menyediakan ruang untuk berbagi pengetahuan, mengikuti lokakarya, dan mendukung sesama peneliti dalam memperluas pengaruh mereka.

Lebih lanjut, Fereshteh Rafieian, Science Programme Specialist at UNESCO Indonesia menjelaskan bagaimana Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science menyediakan platform pembelajaran dan jaringan bagi para penerimanya, yang saat ini melibatkan lebih dari 2.400 ilmuwan perempuan di seluruh dunia. 

Dalam kolaborasi dengan Coursera, platform ini menawarkan serangkaian sesi pelatihan daring untuk meningkatkan keterampilan pribadi dan profesional para alumni, seperti berbicara di depan umum, pelatihan media, manajemen, dan kepemimpinan. “Pelatihan-pelatihan ini memperkuat ilmuwan perempuan dan meningkatkan visibilitas pencapaian mereka di panggung global,” ujar Fereshteh.

Ia menekankan bahwa menutup kesenjangan gender dalam ilmu pengetahuan memerlukan tindakan sistematis untuk mematahkan stereotip gender, membuka jalur pendidikan bagi anak perempuan, dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif yang menarik, mempertahankan, dan memajukan ilmuwan perempuan, upaya yang diperlukan di semua tingkatan, mulai dari orang tua dan guru hingga.

Ke depannya, sebagai komunitas perempuan peneliti terbesar di dunia, L'Oréal-UNESCO For Women in Science akan terus berkomitmen dalam mendukung kemajuan ilmu pengetahuan yang berdampak nyata bagi masyarakat. 

“Kami ingin menunjukan bagaimana peran perempuan peneliti Indonesia tidak hanya berkontribusi pada ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi pilar penting dalam menghadirkan solusi nyata untuk Indonesia yang selaras dengan agenda pembangunan nasional. Melalui dukungan bersama, kami berharap keempat pemenang perempuan peneliti ini dapat menjadi inspirasi agar semakin banyak generasi muda Indonesia yang tertarik untuk menjadi seorang perempuan peneliti ke depannya” tutup Junaid.

Pilihan Editor: Cerita Empat Perempuan Peneliti Jatuh Cinta Meneliti

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."