Arafah Rianti Ditegur Soal Parkir Mobil, Begini Cara Atasi Perselisihan dengan Tetangga

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Komika, Arafah Rianti. Foto: Instagram/@arafahrianti

Komika, Arafah Rianti. Foto: Instagram/@arafahrianti

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Baru-baru ini, komika Arafah Rianti atau akrab disapa Arafah menjadi perbincangan hangat di jagat media sosial. Bermula dari curhatannya di media sosial TikTok, dia mengungkapkan kejadian ditegur oleh tetangganya sendiri karena memiliki tiga mobil. "Dilabrak tetangga gara-gara punya mobil 3," tulis Arafah dalam keterangan video, sambil menampilkan ekspresi wajah sedih. 

Peristiwa ini sempat menimbulkan ketegangan di antara Arafah dan para tetangganya, meski akhirnya sudah diatasi dengan mediasi.

Dalam mediasi dengan tetangganya, Arafah menjelaskan bahwa tiga mobil yang ia miliki sebenarnya terdiri dari dua miliknya dan satu milik adiknya, Halda. Karena keterbatasan garasi yang hanya cukup untuk dua mobil, ia pun terpaksa memarkir satu mobil di tepi jalan kompleks. 

Setelah didiskusikan, memang maksimal hanya boleh dua mobil karena ada tetangga yang juga mau beli mobil lagi,” kata dia dikutip dari YouTube Insertlive. Sebagai bentuk solusi, kini Arafah telah memindahkan salah satu mobilnya ke rumah lainnya di Depok agar tidak lagi parkir di jalan kompleks. 

Meski diwarnai kesalahpahaman, Arafah akhirnya meminta maaf kepada para tetangga komplek dan berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bagi kedua pihak.

Mohon maaf buat tetangga-tetangga aku. Semoga semuanya baik-baik saja. Namanya bertetangga, kalau ada tamu atau keluarga yang datang, parkirnya diatur saja biar tetap bisa keluar masuk," kata Arafah. 

Tips Mengatasi Perselisihan dengan Tetangga

Dari peristiwa Arafah ditegur tetangga, kita bisa belajar pentingnya berkomunikasi yang efektif dan saling toleransi dalam bertetangga. Dikutip dari Huffington Post, proaksi lebih baik daripada reaksi untuk mengatasi perselisihan dengan tetangga.

Dengarkan dengan seksama masalah yang dikeluhkan oleh tetangga. Elaine Swann, penulis Let Crazy Be Crazy mengatakan bahwa kamu harus selalu menunggu sampai tenang sebelum menilai seberapa besar masalah sebenarnya, dan bagaimana kamu ingin mencari solusi bersama-sama.

"Ketika kita bereaksi, terutama dalam kondisi dibawa emosi saat itu, kita memiliki kecenderungan untuk melakukan hal yang salah, bahkan mungkin mengatakan hal yang salah juga," ucapnya.

Setelah itu, kamu kaji apa yang membuat tetangga terganggu. Hidup di suatu lingkungan berarti tinggal bersama manusia lain, pentingnya saling toleransi dan berempati.

Misal, tetangga terganggu karena mobil diparkir di luar garasi menghalangi jalan keluar  masuk mobil mereka, tentu kita tidak ingin merasakan hal yang sama juga. Jadi, mencari lahan parkir yang tidak merugikan siapa pun salah satu solusinya seperit yang dilakukan Arafah.

Contoh lain, kamu terganggu dengan suara bising konstruksi tetangga, tetapi perlu diingat mungkin suatu hari kamu akan menjadi penyebab kebisingan saat renovasi rumah. Maka dari itu, sebelum konstruksi dimulai, pentingnya pemberitahuan ke pihak setempat dan tetangga kiri kanan untuk meminta pemakluman atas suara bising pembangunan untuk sementara waktu dan tidak lewat dari jam kerja.

Dan, bergosip adalah ide yang buruk dalam mengatasi perselisihan dengan tetangga, menurut Swann. "Ketika kamu melibatkan orang lain dan meminta pendapat mereka tentang situasi, mereka bisa saja menambah "bumbu" perselisihan dan memicu "api"," ucapnya.

Swann menyarankan untuk mengajak pihak ketiga yang netral seperti ketua komunitas setempat atau ketua Rukun Tetangga jika di Indonesia agar fokus pada diskusi dan solusi, tidak memanas-manasi.

Pilihan Editor: Mamah Dedeh Bagi Tips Rukun dengan Tetangga: Ibarat Jari-Jemari

 

ADINDA JASMINE PRASETYO | SILVY | ZHAHIRA REKA FIRDANIA | HUFFINGTON POST

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."