Benarkah Baking Soda Bisa Bantu Atasi Jerawat? Ini Kata Dokter Kulit

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita memencet jerawat di dagu. Freepik.com/gpointstudio

Ilustrasi wanita memencet jerawat di dagu. Freepik.com/gpointstudio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Baking soda kerap dikaitkan sebagai salah satu bahan alami untuk mengatasi jerawat. Apakah bahan alami itu aman? Berikut pemaparan dari para dokter kulit.

Juga dikenal sebagai natrium bikarbonat, baking soda adalah senyawa kimia dengan sifat alkalinisasi dan secara teknis diklasifikasikan sebagai garam, menurut dokter kulit Marnie Nussbaum. Bagian alkalinisasi berperan penting dalam menggunakan baking soda di perawatan kulit dan untuk jerawat, tapi perlu diingat juga baking soda membantu menetralkan zat asam yang bisa membaut kulit kering menurut dokter kulit Annie Gonzalez.

Manfaat Baking Soda yang Bantu Atasi Jerawat

1. Pengelupasan

Tekstur baking soda yang sedikit berpasir berarti memiliki efek pengelupasan kulit, kata dokter Nussbaum. Pengelupasan adalah salah satu cara untuk membantu menjaga pori-pori wajah agar tidak tersumbat, mencegah komedo dan jerawat merah terbentuk.

2. Menawarkan sifat anti-inflamasi

Menurut dokter Gonzalez, baking soda bersifat anti-inflamasi. Itu sebabnya sering ditemukan di banyak produk topikal yang dijual bebas yang dimaksudkan untuk menenangkan iritasi kulit kecil seperti gigitan serangga dan ruam. Dan itulah mengapa baking soda bisa bermanfaat untuk memadamkan jerawat merah dan meradang.

3. Dapat membantu menyeimbangkan pH 

Perlu diketahui pH apa pun di bawah 7 adalah asam, jika di atas 7 berarti basa. Kulit kita biasanya asam, dengan pH antara 4 dan 6,1 "ini adalah tingkat sehat yang mempertahankan kelembapan juga melindunginya dari bakteri dan polusi," kata dokter Gonzalez.

Namun, jika kulit lebih asam daripada rata-rata, itu dapat menyebabkan produksi sebum (minyak alami kulit Anda) berlebih, sehingga dapat menyumbat pori -pori dan menyebabkan jerawat.

Dalam hal ini, sifat basa dari baking soda dapat membantu menyeimbangkan kulit dan membawanya kembali ke pH yang lebih sehat, menurut dokter  Nussbaum.

Efek Samping Baking Soda untuk Atasi Jerawat

Karena baking soda sangat basa, memiliki pH sekitar 9,  dapat dengan mudah mengganggu kadar pH alami kulit dengan terlalu mengupas minyak alami, memicu kulit kering, teriritasi, dan meradang, dokter Nussbaum mengingatkan. Mengacaukan pH kulit juga dapat menyebabkan kerutan prematur dan memperburuk jerawat yang ada.

Singkatnya, baking soda memang menawarkan manfaat yang disebutkan di atas, tetapi ada garis yang sangat halus antara menuai manfaat dan efek samping kulit yang teriritasi. Itu sebabnya kedua dokter memperingatkan untuk tidak menggunakannya sebagai bagian dari rutinitas melawan jerawat dengan bahan alami.

Cara Menggunakan Baking Soda untuk Atasi Jerawat

Jika kamu masih ingin mencoba baking soda untuk atasi jerawat, ingatlah beberapa hal penting ini. Yang pertama, jika kulit kamu kering dan sensitif, baking soda wajib dihindari.

Kedua, gunakan dalam jumlah kecil. Nussbaum menyarankan pencampuran sekitar dua sendok teh soda kue dengan air yang cukup untuk membentuk konsistensi seperti pasta dan menerapkannya sebagai perawatan spot yang ditargetkan hanya pada area jerawat.

Biarkan selama 5 hingga 10 menit sebelum dibilas dengan lembut dengan air hangat . Lakukan ini tidak lebih dari sekali setiap minggu, kata dokter Nussbaum. Karena ada juga potensi untuk mengeringkan kulit, pertahankan rutinitas  memakai pelembap dan tabir surya.

Jika kamu mengalami efek samping yang merugikan, seperti kemerahan, kekeringan, iritasi, atau pengelupasan, setelah menggunakan baking soda sebagai perawatan jerawat, segera temui dokter kulit.

Pilihan Editor: Manfaat Baking Soda dan Air Beras untuk Skincare, Jaga Elastisitas Kulit Wajah

BYRDIE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."