10 Film dari MD Pictures Selain Ipar Adalah Maut, Tayang di Netflix

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Film Ipar adalah Maut. youtube.com

Film Ipar adalah Maut. youtube.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Film Ipar Adalah Maut tayang di Netflix sejak 8 November 2024. Film yang diadaptasi dari kisah nyata ini telah ditonton lebih dari 4,7 juta orang di bioskop pada pertengahan tahun ini.

Karya sutradara Hanung Bramantyo ini pun dinobatkan sebagai film Indonesia terlaris ke-10 sepanjang masa. Film produksi MD Pictures bekerja sama Dapur Film ini meraih rating 7.2/10 dari ulasan di IMDb.

Ipar Adalah Maut mengisahkan rumah tangga Aris dan Nisa, yang dibintangi Deva Mahenra dan Michelle Ziudith. Awalnya hubungan mereka harmonis, namun berubah jadi petaka setelah ibu Nisa menitipkan adik Nisa (Davina Karamoy) di rumah mereka untuk kuliah di kota yang sama.

Selain Ipar Adalah Maut, ada sinema lain dari MD Pictures yang tayang di Netflix dan juga meraih banyak penonton. Berikut 10 film dari MD Pictures selain Ipar Adalah Maut yang sedang tayang di Netflix.

1. Ayat-ayat Cinta (2008)

Ayat-ayat Cinta adalah garapan Hanung Bramantyo yang dibintangi Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia Adya Mecca, dan Melanie Putria. Film bertema religi ini diadaptasi dari novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy berjudul Ayat Ayat Cinta

Kisah dalam Ayat-Ayat Cinta berlatar kehidupan di Kairo, Mesir. Diceritakan seorang pemuda bernama Fahri (Fedi Nuril) yang menjalani pendidikan di Timur Tengah dan mencari pasangan hingga terlibat cinta dengan sahabatnya.

Film ini juga dibuatkan seri pada 2017 dengan judul Ayat-ayat Cinta 2. Diperankan oleh Fedi Nuril, Tatjana Saphira, Chelsea Islan, hingga Dewi Sandra. Kedua film ini juga laris di bioskop.

2. Habibie & Ainun (2012)

Habibie & Ainun. Dok. Disney+ Hotstar

Habibie & Ainun adalah film drama biografi Indonesia yang dibintangi oleh Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari. Film ini diadaptasi dari buku yang ditulis Presiden Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie.

Habibie & Ainun menceritakan kisah cinta Habibie dengan sang istri, Hasri Ainun Habibie. Buku dan filmnya dirilis setelah Ainun wafat. Film ini pun sukses membuat haru penonton sekaligus membuat kita salut dengan perjuangan pasangan kekasih itu.

Pada Festival Film Indonesia 2013, film ini mendapat tiga penghargaan, termasuk Aktor Terbaik untuk Reza Rahadian. 

3. Rudy Habibie (2016)

Pada 2016, MD Pictures kembali mengulang kesuksesannya dengan merilis film Rudy Habibie, yakni tentang kehidupan Habibie muda. Rudy Habibie (dikenal pula sebagai Habibie & Ainun 2) adalah prekuel dari Habibie & Ainun.

Film ini diangkat dari novel semi-biografi Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner karya Gina S. Noer, dibintangi oleh Reza Rahadian, Chelsea Islan, Indah Permatasari, Boris Bokir, Ernest Prakasa, dan Pandji Pragiwaksono.

Film mengambil lokasi syuting di 6 kota dan 2 negara, yaitu di Parepare, Klaten, Yogyakarta, dan Jakarta (Indonesia), serta di Görlitz dan Aachen (Jerman).

4. Surga yang Tak Dirindukan (2015)

Surga yang Tak Dirindukan adalah film drama yang diangkat dari novel karya Asma Nadia dengan judul yang sama. Film ini diperankan Fedi Nuril sebagai Prasetya, seorang arsitek yang terpaksa menikahi seorang wanita depresi demi menyelamatkan nyawanya.

Lalu Laudya Cynthia Bella sebagai Arini, istri dan cinta sejati Prasetya, dan Raline Shah sebagai Mei Rose, wanita depresi yang diselamatkan oleh Prasetya dan menimbulkan berbagai konflik dalam rumah tangga Prasetya dan Arini.

Berkat kesuksesan film ini, MD Pictures memproduksi sekuel dari film ini dengan menggandeng aktor Reza Rahadian. Surga yang Tak Dirindukan 2 pun dirilis pada 2017 dengan cerita yang lebih kompleks dan menarik.

5. Danur: I Can See the Ghosts (2017)

Film horor ini disutradarai oleh Awi Suryadi serta dibintangi oleh Prilly Latuconsina, Sandrinna Michelle, Shareefa Daanish, Indra Brotolaras, dan Kinaryosih. Film ini diangkat dari buku karya Risa Saraswati, Gerbang Dialog Danur yang ditulis berdasarkan pengalamannya sendiri sebagai seorang gadis indigo.

Danur: I Can See Ghost menceritakan gadis indigo bernama Risa (Prilly Latuconsina). Dia memiliki teman-teman yang ternyata tidak dilihat oleh orang lain. 

6. Asih (2018)

Asih juga film horor yang digarap Awi Suryadi dan diproduksi oleh MD Pictures. Asih termasuk film spin off dari Danur. Karakter Asih masih diperankan oleh Shareefa Daanish seperti pada 2 film sebelumnya.

37 tahun sebelum peristiwa di film Danur, Ita, seorang wanita yang hamil tua, hidup bersama suaminya, Andi, dan ibunya di sekitar Kota Bandung. Ita khawatir karena Amelia lahir sebulan lebih awal. 

Bidan yang mengurus kelahiran Amelia, Sekar Nurmala, tidak mempermasalahkan ini, tapi dia berpesan bahwa Ita harus waspada terhadap makhluk gaib selama 40 hari.

Pasalnya, dia mendengar bahwa, di desa sebelah, seorang wanita bernama Asih baru saja bunuh diri setelah membunuh anaknya sendiri. Dia juga menceritakan mengenai Abah, seorang sakti yang juga tinggal di desa sebelah dan memiliki kemampuan untuk melacak hal supranatural.

7. Ancika: Dia yang Bersamaku (2024)

Poster film Ancika. Foto: m.21cineplex.com.

Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 adalah film drama romantis yang disutradarai Benni Setiawan berdasarkan novel Ancika: Dia yang Bersamaku di Tahun 1995 karya Pidi Baiq. Film produksi MD Pictures serta Enam Sembilan Production ini dibintangi oleh Zee JKT48, Arbani Yasiz, dan Daffa Wardhana.

Dikisahkan tentang persahabatan dan jalin hubungan antara Dilan dan Ancika Mehrunisa Rabu. Hubungan mereka yang semakin erat membuat benih-benih cinta tumbuh dan hubungan mereka pun menanjak hingga ke jenjang kekasih.

8. Badarawuhi di Desa Penari (2024)

Film horor ini disutradarai oleh Kimo Stamboel berdasarkan cerita viral berjudul KKN di Desa Penari karya SimpleMan. Film produksi MD Pictures ini dibintangi Aulia Sarah, Maudy Effrosina, dan Jourdy Pranata. 

Mila, bersama dengan sepupunya, Yuda, dan sahabat mereka, Arya dan Jito, pergi menuju ke sebuah desa terpencil di tengah hutan yang dikenal sebagai Desa Penari. 

Mila percaya bahwa jika dia mengembalikan sebuah gelang antik milik Badarawuhi, sesosok entitas gaib yang menguasai desa tersebut, dapat menyembuhkan penyakit ibunya. Namun, setelah Mila berhasil mengembalikan gelang tersebut, keadaan justru semakin memburuk.

9. Do You See What I See (2024)

Do You See What I See. Istimewa

Film horor yang disutradarai oleh Awi Suryadi ini berdasarkan siniar Do You See What I See Episode #64: First Love karya Mizter Popo. Film produksi MD Pictures dan Pichouse Films ini diperankan Shenina Cinnamon, Diandra Agatha, dan Sonia Alyssa.

Film ini berlatar tahun 1996, menceritakan wanita bernama Mawar, mahasiswi yang tinggal di sebuah kos dekat dengan kampusnya. Namun sejak kehilangan kedua orang tuanya, ia sering kali merasa kesepian. 

Pada hari ulang tahunnya, Mawar tidak segan berdoa agar bisa mendapatkan seorang kekasih yang bisa mencerahkan hari-harinya. Dia pun bertemu dengan Restu.

Namun, kejadian di luar dugaan mulai menghampiri Mawar semenjak kehadiran Restu. Seisi kos kerap kali mengalami kejadian mistis dan mengerikan.

10. Jurnal Risa by Risa Saraswati (2024)

Jurnal Risa by Risa Saraswati adalah film horor mokumenter yang disutradarai Rizal Mantovani. Film produksi MD Pictures serta Pichouse Films ini dibintangi Risa Saraswati, Prinsa Mandagie, dan Ranggana Purwana.

Kamera dokumenter merekam sebuah perjalanan mengerikan tim Jurnal Risa dalam upaya menyelamatkan bintang tamu mereka, Prinsa, yang diikuti oleh hantu yang paling mereka takuti, Samex. Hantu yang selalu mendatangi siapapun yang menyebut namanya.

Nah, Sahabat Cantika, itu dia 10 film dari MD Pictures selain Ipar Adalah Maut yang tayang di Netflix. Deretan film laris ini siap menemani akhir pekanmu!

Pilihan Editor: Tayang Hari Ini, Simak Sinopsis Film Ipar Adalah Maut yang Dibintangi Michelle Ziudith

IMDB | WIKIPEDIA 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."