Bos Martha Tilaar Ungkap Tren Kecantikan 2025, dari Berbasis Vegan hingga Beauty Technology

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita memakai makeup. Freepik.com

Ilustrasi wanita memakai makeup. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menjelang akhir tahun banyak ahli dan pakar yang memprediksi tren kecantikan 2025. Tak terkecuali untuk tahun 2025. Di event Sneak Peek on Cosmetics Trend 2025, CEO Martha Tilaar Group, Kilala Tilaar berbagi insight dan pengalaman, serta keterlibatannya sebagai juri di berbagai event kecantikan internasional seperti In-cosmetics, Cosmoprof maupun sebagai anggota organisasi Intercolor. 

Dengan secara aktif menjadi juri dan terlibat dalam event besar kosmetik dunia tersebut, Kilala Tilaar merangkum beberapa tren penting di Industri Kosmetik untuk tahun 2025. Apa saja? 

Menurut Kilala Tilaar, berdasarkan keterlibatan dan pengalamannya di berbagai event kecantikan internasional tersebut, beberapa faktor akan berpengaruh besar dan diprediksi menjadi tren di tahun 2025 pada dunia kecantikan.

Menurutnya, perkembangan teknologi kecantikan, kepedulian lingkungan yang semakin tinggi, generasi yang kian kritis, dan kebutuhan pasar akan produk yang berbasis Vegan, Natural, Cruelty free, Clean Beauty, dan Recycable Eco-friendly, mengusung konsep Sustainability, mengedepankan Wellness & Wellbeing, menggunakan AI Technology serta Diagnose Technology memegang peranan penting di tahun 2025.

Tren Kosmetik Vegan

Produk vegan mengandalkan bahan alami dari tumbuhan, konsumen menaruh perhatian besar akan kandungan ingredient yang ada di dalam sebuah produk. Mereka juga memperhatikan value dan upaya keberlanjutan yang diupayakan oleh brand melalui pemilihan ingredient yang aman, alami, dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Di 2025, diperkirakan akan semakin banyak brand kecantikan yang mengikuti tren untuk menciptakan produk yang berkelanjutan, alami, dan organik. 

Sejalan dengan laporan Pasar Kosmetik Vegan Global (Business Research Company, 2024) yang melansir bahwa secara global, pasar produk kecantikan vegan ini bernilai USD 18,61 miliar pada tahun 2024. Adapun angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga USD25,61 miliar pada tahun 2028.

Teknologi Encapsulated ActiveMulai Diperkenalkan Secara Intens 

Tidak hanya natural dan organik yang berkelanjutan, tetapi secara teknologi bahan baku industri  kecantikan sudah mengalami kemajuan yang luar biasa. Produk-produk yang diluncurkan di 2025 akan banyak berbicara mengenai "delivery system" technology yaitu teknologi yang mampu membawa active ingredients masuk ke dalam lapisan kulit yang bermasalah secara tepat sasaran dan berkala. Teknologi ini disebut sebagai technology encapsulated active.

CEO Martha Tilaar Group, Kilala Tilaar berbagi insight mengenai tren kecantikan dan personal Care 2025 berdasarkan in-cosmetics dan cosmoprof, Selasa, 26 November 2024 di Jakarta/Foto: Doc. Martha Tilaar Group

Hybrid Beauty dan Ramah Lingkungan 

Gen Z dan Gen Alpha juga menaruh kepedulian yang besar pada isu lingkungan. Hal ini mendorong mereka untuk cenderung memilih produk-produk hybrid beauty, clean beauty yang ramah lingkungan dengan 'keberpihakan' pada alam. Menurut Dr. Kilala Tilaar, para generasi muda ini cenderung tertarik membeli produk-produk dengan label 'natural' dan 'vegan' dibandingkan generasi sebelumnya. Berdasarkan survei dari Helen + Gertrude pada 2023, sebanyak 27% responden dari kalangan Gen Z rutin membeli produk kecantikan yang memiliki konsep keberlanjutan atau ramah lingkungan. Mereka juga fokus pada produk dengan bahan-bahan alami. 

Sustainability Trend ini kemudian tidak hanya mencakup bahan baku dan formulasinya saja yang natural dan ramah lingkungan tetapi juga dengan design packaging dan material packaging yang mendukung konsep sustainability. Semangat reuse, recycle, reduce menjadi tren pada penciptaan kemasan kosmetik dan personal care. Hal ini didorong oleh kepedulian konsumen pada kemasan yang ramah lingkungan, bisa didaur ulang, dan berkelanjutan. 

Daya Tarik Kemasan

Namun, fungsionalitas dan daya tarik estetik juga tidak kalah penting bagi mereka. Gen Z, Gen Alpha, dan Millenial menyukai kemasan yang memiliki nilai 'unik' diiringi dengan inovasi dan kemudahan penggunaan. Di tahun 2025, tren ini diprediksi akan semakin populer. 

Pengalaman yang Dipersonaliasi 

Tak hanya itu saja, menurut Dr. Kilala Tilaar, teknologi kecantikan atau beauty tech, diprediksi akan memainkan peran yang semakin besar di tahun 2025. Penelitian dari McKinsey menunjukkan bahwa 71% konsumen saat ini berharap untuk merasakan pengalaman yang dipersonalisasi saat mereka berbelanja. 

Lebih lanjut, Penelitian McKinsey juga menunjukkan bahwa personalisasi dapat berdampak langsung pada siklus hidup pelanggan. Hampir 80% konsumen lebih cenderung melakukan pembelian berulang dari sebuah brand dan merekomendasikan brand tersebut kepada teman atau anggota keluarga jika dianggap memberikan pengalaman yang dipersonalisasi. 

Hal ini tergambar dengan maraknya peluncuran produk-produk baru dalam bentuk professional devices yang menggunakan tehnologi AI yang dapat mendiagnosa keadaan kulit dengan menggunakan big data untuk dapat merekomendasikan formula yang cocok dengan permasalahan kulit yang dihadapi pelanggan.

Dengan harapan memenangkan pelanggan baru, akan banyak brand dan perusahaan kecantikan yang menggunakan teknologi dan sains dengan cara yang inovatif. Beberapa brand kecantikan besar telah mengintegrasikan AI dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara personalized dan penggunaan teknologi canggih seperti alat terapi kulit berbasis LED. 

Sebagai contoh, sebuah perusahaan sanitary napkin menggunakan technology chip untuk me-release probiotik pada permukaan sanitary pads untuk menjaga kesehatan vaginal dan memberikan efek hangat yang berfungsi untuk menenangkan menstrual cramp. 

Pasar teknologi kecantikan diperkirakan akan terus berkembang pesat. Menurut Statista, hal ini diperkirakan akan terus meningkat selama lima tahun ke depan, bahkan mencapai nilai sekitar $8,93 miliar pada tahun 2026 nanti.

Tren Warna 

Sementara untuk tren warna, Dr. Kilala Tilaar mengungkapkan bahwa tren warna untuk tahun 2025 memadukan elemen teknologi, alam, dan pengalaman manusia, yang mencerminkan interaksi yang berkembang antara unsur-unsur ini. Secara garis besar paduan kesemuanya ini menciptakan keseimbangan yang harmonis antara hal yang bersifat cutting-edge, organik, dan yang berpusat pada manusia sehingga menghasilkan palet warna yang inovatif dan menenangkan seperti Biru, Kuning, Soft Pink, Merah Bold, Oranye, Earthy Green. 

Sebagai catatan,Kilala Tilaar, diikutsertakan dan terlibat dalam Innovation Award untuk 2 pameran kosmetik terbesar di dunia yaitu In-Cosmetics Global dan Cosmoprof Worldwide. Belum lama ini, beliau baru menyelesaikan tugas sebagai Juri Resmi di Innovation Spotlight dan 9 Faces of APAC Beauty Industry Award di In-Cosmetics Asia di Bangkok, Thailand, pada tanggal 5-7 November 2024. 

Ia bahkan sudah 6 kali dipercaya menjadi Juri di ajang internasional ini, seperti di Paris, Barcelona, Korea, dan Bangkok.  Selain itu, ia juga terpilih kembali menjadi juri Internasional di Cosmopack Award dan Cosmoprof Award di event Cosmoprof Asia 2024 di Hongkong untuk yang ketujuh kalinya, pada 13-15 November 2024.

Pilihan Editor: Mengenal Layanan Beauty AI; Manfaat, Cara Kerja, dan Tantangannya di Industri Kecantikan

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."