CANTIKA.COM, Jakarta - Trieste, kota kecil di timur laut Italia dikenal sebagai ibu kota kopi. Destinasi ini pilihan terbaik bagi yang menyukai sejarah, budaya, dan tentu saja penikmat kopi. Kota yang dikelilingi kafe-kafe bersejarah ini memiliki suasana unik dengan perbaduan budaya, Latin, Slavia dan Jerman.
Sejarah Trieste dimulai dari mileniun kedua Sebelum Masehi, seperti dilansir dari laman Italia.it. Seluruh provinsi ini merupakan lokasi pemukiman Illyria. Sekitar tahun 50 SM, Romawi menaklukkan Illyria dan memberi nama Tergeste. Setelah mengalami invasi barbar pada abad ketiga Masehi, kota ini didirikan sebagai komune bebas pada tahun 1300. Namun pada tahun 1382, Trieste meminta perlindungan dari Austria dan bergabung dengan dinasti Hasburg.
Sejak tahun 1719, Trieste berkembang menjadi modern, setelah Carlo VI membuka pintu perdagangan termasuk kopi dan lainnya. Periode antara Perang Dunia Pertama dan Kedua, Trieste mengalami kesulitan ekonomi. Terlebih setelah diberlakukannya undang-undang rasial fasis pada tahun 1938, Baru pada tahun 1954, dengan ditandatanganinya Nota London, Trieste dan daerah pedalamannya secara definitif kembali ke Italia.
Tempat yang menarik dikunjungi di Trieste
Berada di tepi laut kota ini memiliki marina, pantai-pantai yang indah dan kebun-kebun anggur Karst di sekitarnya Belum lagi arsitektur neoklasik yang menganggumkan. Ada sejumlah tempat yang tidak boleh dilewatkan saat mengujungi Trieste.
Mulai dari Trieste Piazza Unità d'Italia, alun-alun terbesar yang menghadap ke laut di Eropa. Gaya arsitektur neoklasik Wina di sekitarnya sangat memukau. Tempat ini awalnya bernama Piazza San Pietro, diubah menjadi Piazza Grande dan akhirnya menjadi Piazza Unità.
Faro della Vittoria atau Mercusuar Kemenangan, merupakan sebuah monumen patriotik yang dibangun pada tahun 1923. Selain mengenang para pelaut Italia yang gugur selama Perang Dunia Pertama, monumen ini juga menyuguhkan pemandangan Trieste yang spektakuler;
Risiera di San Sabba, sangat menarik bagi penggemar sejarah. Sempat digunakan untuk pabrik sekam padi pada tahun1913-1943, Nazi mengubahnya menjadi kamp penjara untuk deportasi dan pemusnahan partisan, sandera, tahanan politik dan orang Yahudi.
Sedangkan pecinta seni, wajin mengunjungi Museo Revoltella. Galeri seni modern yang didirikan pada tahun 1872 oleh Baron Pasquale Revoltella, memamerkan karya-karya Giorgio De Chirico dan Francesco Hay.
Kalau ingin bertualang bisa mengunjungi Grotta Gigante di Trieste, berupa gua karst setinggi 100 meter. Untuk menjelajahinya, harus berjalan kaki sekitar 850 meter dan menuruni gua hingga kedalaman 100 meter. Atau kastil San Giusto, yang dibangun oleh kaisar Austria sebagai benteng untuk mempertahankan dan menjaga kota. Aula-aulanya menjadi museum yang memamerkan persenjataan abad pertengahan;
Kafe bersejarah
Selain tur kota, ada banyak pilihan apa yang dapat dilakukan di Trieste. Termasuk mengunjungi kafe-kafe bersejarah di Trieste. Saat ini, setidaknya 10 kafe bersejarah masih ada di Trieste, masing-masing dengan ciri khasnya sendiri, seperti dilansir dari laman Travel+Leisure.
Kafe tertua adalah Caffè Tommaseo, didirikan pada tahun 1830 sebagai serangkaian ruang kotak perhiasan yang dihiasi dengan patung malaikat dan tempat duduk beludru merah. Beberapa kafe populer termasuk Café Pirona, kafe favorit James Joyce penulis dan novelis Irlandia, Café San Marco, dan Caffè degli Specchi. Nah, bagi kamu pecinta kopi mesti ke kota ini walau sekali.
Pilihan Editor: Apakah Kopi Termasuk Superfood? Cek Jawabannya di Sini
YUNIA PRATIWI
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika