CANTIKA.COM, Jakarta - Berdasarkan data Indonesia Renal Registry, tren peningkatan kasus penyakit ginjal kronis pada tahun 2022 mencapai 63.489 pasien aktif menjalani hemodialisis dan ada 158.929 pasien terdeteksi dengan penyakit gagal ginjal kronik. Selain penyediaan obat-obatan untuk terapi penyakit ginjal, diperlukan upaya khusus untuk mendorong ketersediaan alat kesehatan bagi hemodialisis.
Oleh sebab itu PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui PT Forsta Kalmedic Global berkomitmen dalam menyediakan inovasi produk dan alat kesehatan (alkes) berkualitas tinggi. Tindakan ini juga bentuk dukungan terhadap program pemerintah terkait ketahanan kesehatan nasional demi mendorong kemandirian industri kesehatan dalam negeri.
Setelah meluncurkan benang bedah lokal pada tahun lalu, kini Forsta berhasil memproduksi alat kesehatan lokal Mobile X-ray (Elva JollyPlus 301) dan fasilitas produksi Dialyzer (RenaCare). Forsta sebagai perusahaan pertama di Indonesia dan nomor dua di ASEAN yang memiliki fasilitas produksi dialyzer untuk hemodialisa.
"Kalbe percaya bahwa melalui penyediaan alat kesehatan produksi Mobile X-ray dan Dialyzer yang diproduksi di dalam negeri oleh Kalbe melalui Forsta, merupakan bagian dari komitmen Kalbe untuk terus meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat. Kalbe terus mendukung program pemerintah di bidang kemandirian kesehatan, termasuk yang ada dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) di mana industri alat kesehatan menjadi sektor prioritas," ujar Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Irawati Setiady.
"Pengembangan sektor prioritas ini juga meningkatkan TKDN industri alat kesehatan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, terutama pengadaan pemerintah. Salah satu alat kesehatan yang ingin dikembangkan adalah produk dengan teknologi medium-high, termasuk produk radiologi," tambah Irawati.
Mobile x-ray merupakan perangkat radiografi yang dapat dipindahkan atau dibawa ke berbagai lokasi untuk mengambil gambar sinar-x. Berbeda dengan mesin sinar-x stasioner yang biasanya ditempatkan di ruang radiologi di rumah sakit atau klinik, mesin sinar-x portabel atau mobile ini dirancang untuk digunakan di tempat-tempat yang mungkin sulit dijangkau oleh pasien, seperti ruang perawatan intensif (ICU), ruang operasi, atau bahkan di rumah pasien.
Alat kesehatan dalam negeri ini telah mendapatkan izin produksi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Mobile X-ray juga berhasil meraih sertifikasi CPAKB (Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik) dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan RI). Selain itu, alat kesehatan ini juga mendapatkan sertifikasi internasional ISO 13485:2016 untuk line produksi electromedic dari BSI Global (British Standards Institution). Pencapaian tersebut membuktikan sistem manajemen mutu internasional dari teknologi radiologi ini telah memenuhi standar dan dapat mendukung kebutuhan medis.
"Kami berharap Mobile X-ray produksi Forsta yang sudah digunakan di berbagai rumah sakit pemerintah dan swasta akan terus diperluas jangkauan penggunaan, sehingga dapat membantu layanan radiologi bagi pasien di Indonesia. Forsta juga berhasil membangun fasilitas produksi Dialyzer yang menjadikan Forsta sebagai perusahaan pertama di Indonesia dan nomor dua di ASEAN yang memiliki fasilitas produksi dialyzer. Dialyzer juga telah meraih sertifikasi CPAKB dari Kemenkes," tutur Irawati.
Dialyzer merupakan bahan habis pakai (consumables) penting dalam tindakan hemodialisis atau cuci darah (prosedur untuk pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal secara drastis). Berdasarkan data BPJS Kesehatan, cuci darah dinyatakan sebagai tindakan dengan biaya terbesar keempat pada mengeluaran BPJS.
Dengan adanya produk lokal dialyzer, akan memastikan pemanfaatan dana BPJS tidak hanya untuk akses kesehatan bagi pasien gagal ginjal, tetapi juga untuk mendukung industri alkes lokal dan memastikan dana tersebut menggerakkan ekonomi dalam negeri.
Pilihan Editor: Jangan Tunggu Sakit, Deteksi Dini Penyakit di Ginjal dengan Tes Urine
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika