Apakah Ada Pengobatan untuk Virus HMPV? Simak Penjelasan Dokter

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi virus flu. freepik.com

Ilustrasi virus flu. freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dewan Riset Medis India telah mendeteksi dua kasus Human Metapneumovirus atau virus HMPV di Karnataka melalui pengawasan rutin terhadap beberapa patogen virus pernapasan, kata Kementerian Kesehatan India pada hari Senin, 6 Januari 2025.

Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC) di bawah Kementerian Kesehatan Uni memantau dengan saksama kasus-kasus influenza musiman dan pernapasan di negara itu, dan berkomunikasi dengan badan-badan internasional, menurut sumber-sumber resmi. "Kami akan terus memantau situasi dengan saksama, memvalidasi informasi, dan memperbaruinya sebagaimana mestinya," kata sumber-sumber resmi, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita ANI.

Perkembangan ini menyusul laporan terkini tentang wabah Human Metapneumovirus (HMPV) di Cina.Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus lama yang sudah dikenal luas dengan paparan signifikan sebelumnya di masyarakat. Lonjakan kasus baru-baru ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan pengujian NAAT di tengah meningkatnya kesadaran, bukan lonjakan infeksi yang tiba-tiba.

"Data dari tanggal 16-22 Desember menunjukkan peningkatan infeksi saluran pernapasan akut, termasuk influenza musiman, rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV), dan human metapneumovirus (hMPV), namun, skala dan intensitas penyakit infeksi saluran pernapasan di Tiongkok tahun ini lebih rendah dari tahun lalu. Peningkatan musiman patogen pernapasan diperkirakan terjadi di belahan bumi utara, terutama selama musim dingin," kata sumber setelah pembaruan dari WPRO.

Apa statusnya? Dr Arjun Dang, CEO, Dr Dangs Lab, mengatakan bahwa wabah Human Metapneumovirus (HMPV) di Tiongkok menyoroti perlunya peningkatan pengawasan dan mekanisme deteksi dini untuk mengekang penyebarannya.

"Kebangkitan kembali Human Metapneumovirus (HMPV) menggarisbawahi tantangan yang terus berkembang yang ditimbulkan oleh virus pernapasan, khususnya pada populasi dengan kepadatan tinggi. HMPV, patogen yang relatif kurang dikenal, telah menjadi kontributor diam-diam terhadap penyakit pernapasan musiman secara global. Di Dr Dangs Lab, kami secara rutin melaporkan kasus HMPV selama musim flu, khususnya pada populasi yang rentan seperti anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu. Wabah di Tiongkok ini menyoroti perlunya peningkatan pengawasan dan mekanisme deteksi dini untuk mengekang penyebarannya," kata Dr Arjun Dang.

Dr Dang mengatakan bahwa HMPV biasanya menunjukkan gejala yang mirip dengan virus pernapasan lainnya dan jika wabah ini tidak segera dikendalikan, hal itu dapat menimbulkan banyak tekanan pada sistem perawatan kesehatan.

"HMPV umumnya menunjukkan gejala yang mirip dengan virus pernapasan lainnya, termasuk demam, batuk, hidung tersumbat, sesak napas, dan mengi. Kasus yang parah dapat menyebabkan bronkiolitis atau pneumonia, terutama pada kelompok berisiko tinggi. Beban pada sistem perawatan kesehatan dapat menjadi signifikan jika wabah ini tidak segera diatasi," tambah Dr. Arjun Dang.

Pencegahan Jadi Kunci

Dr Dang menekankan bahwa "pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) tetap menjadi standar emas untuk mendiagnosis HMPV." Dr Arjun Dang mengatakan tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk HMPV, jadi pencegahan adalah landasan utama untuk mengendalikan penyebarannya. 

Ia menambahkan bahwa tindakan sederhana seperti mencuci tangan secara teratur, menutup mulut saat batuk, dan menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit dapat membantu mengurangi penyebarannya.

Sayangnya, tidak ada pengobatan antivirus khusus untuk HMPV, dan penanganannya terutama bersifat suportif, dengan fokus pada hidrasi, pengendalian demam, dan terapi oksigen pada kasus yang parah. Oleh karena itu, pencegahan menjadi landasan utama pengendalian penyebarannya. 

"Langkah-langkah sederhana namun efektif seperti sering menjaga kebersihan tangan, etika pernapasan (menutup mulut saat batuk dan bersin), dan menghindari kontak dekat dengan orang yang bergejala dapat mengurangi penularan secara signifikan. Pemerintah harus memastikan kampanye kesadaran publik yang kuat yang menekankan strategi pencegahan ini," kata Dr. Dang.

Pilihan Editor: Tengah Merebak di Cina, Apa Itu Virus HMPV?

HINDUSTAN TIMES 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."