7 Barang yang Tak Perlu Dibeli Menurut Tren No Buy Challenge 2025, Bisakah?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Model memperagakan busana karya Defrico Audy dalam peragaan busana bertajuk

Model memperagakan busana karya Defrico Audy dalam peragaan busana bertajuk "Pusaka" dalam Jakarta Fashion And Food Fastival 2012 di Ballroom Hotel Harris, Kelapa Gading, (18/5). TEMPO/Agung Pambudhy

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -Tren No Buy Challenge 2025 viral di TikTok, kampanye ini mengajak orang untuk mengurangi membeli barang atau penggunaan jasa tertentu yang tidak terlalu dibutuhkan selama satu tahun. 

Tantangan ini muncul di tengah kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen ke angka 12 persen per 1 Januari 2025 lalu. Tak hanya menghemat pengeluaran, sebagian pengguna TikTok menganggap hal tersebut sebagai langkah awal untuk hidup berkelanjutan. 

Sahabat Cantika tertarik mencobanya? Pertama, Anda harus paham konsep di mana partisipan diharuskan menghindari pembelian barang yang sifatnya keinginan (wants), bukan keburuhan (needs). 

Untuk diketahui, needs merupakan barang essential seperti makanan, tagihan serta layanan kesehatan yang tetap boleh dibeli. Sementara wants adalah barang non-essential, yaitu segala hal yang tidak benar-benar dibutuhkan misalnya busana baru, gadget, atau minum kopi di kafe. 

Merangkum dari berbagai sumber, ini dia tujuh barang yang sebaiknya tidak dibeli saat mengikuti tren No Buy Challenge 2025. Apa saja?

1. Fast fashion

Pekerja berpose dengan sisa bahan limbah tekstil di Jakarta, 25 Desember 2019. Seorang pengepul berpose dengan sisa kain tekstil yang telah terpotong-potong di tempat penampungan miliknya di kawasan Jakarta Utara. Potongan kain tersebut menjadi cerminan dari iklim perilaku kapitalis di industri "fast fashion" dan budaya konsumtif manusia sehingga menyebabkan sampah over-konsumsi. ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA

Hindari membeli fashion item yang hanya ditujukan untuk mengikuti fast fashion. Misalnya kerap membeli knit jacket, sementara jaket yang Anda punya sudah banyak.  Tak cuma menghemat pengeluaran, langkah sederhanya ini juga bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan, No Buy Challenge 2025 menyarankan kita membeli pakaian yang sifatnya klasik dan tahan lama. 

2. Skincare yang tidak terlalu penting

Ilustrasi penggunaan skincare. Shutterstock

Tantangan ini mengajarkan kita kembali ke basic skincare. Artinya, diminta tidak membeli perawatan kulit yang tidak terlalu penting. Cobalah perawatan kulit sehari-hari dengan mengusung minimalis produk seperti pencuci muka, pelembap dan sunscreen saja. 

3. Barang elektronik baru 

Tak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi yang disematkan pada gadget atau barang elektronik memang menggiurkan untuk dibeli. Namun, kamu harus menahannya jika ingin tetap berada dalam No Buy Challenge 2025. 

Kampanye ini mengajarkan kita memakai elektronik atau gawai sesuai kebutuhan, dengan tidak perlu membeli jika tidak benar-benar diperlukan.

4. Member gym tahunan 

Membeli member gym tahunan akan menimbulkan kesan impulsif, karena kita diminta langsung mengucurkan dana besar dengan dalih kesehatan. Terlebih sebagian orang cenderung tidak konsisten menggunakan fasilitas yang ditawarkan oleh tempat tersebut, sehingga terkesan sia-sia. 

Sebagai gantinya, Sahabat Cantika bisa menggunakan video latihan kebugaran di YouTube, atau uji coba gratis di gym. Dengan begitu kita tidak akan overbudget dan tetap on track pada tren No Buy Challenge 2025. 

5. Makanan dan minuman kemasan 

Selanjutnya, kita diminta lebih sering memasak di rumah. Selain lebih sehat, masak sendiri juga bisa menghemat pengeluaran. Hindari membeli makanan atau minuman dalam kemasan yang tidak sehat atau hanya ikut tren ya. 

6. Dekorasi rumah musiman

Membeli dekorasi rumah yang hanya digunakan untuk acara tertentu atau musim akan menimbulkan penumpukan barang, sehingga hunian menjadi lebih sumpek. 

Cantika menyarankan kamu untuk meminjam atau menyewa jika dirasa perlu, untuk meminimalisir pengeluaran uang yang tidak perlu. 

7. Tiket konser 

Tiket konser Maroon 5 akan tersedia secara eksklusif untuk nasabah Bank Mandiri melalui aplikasi Livin' by Mandiri, tepatnya pada fitur Sukha. Dok. Bank Mandiri

Tujuan lain dari tren No Buy Challenge 2025 adalah menghindari fear of missing out atau FOMO. Sehingga kita enggak perlu merasa takut ketinggalan sesuatu yang terjadi atau tren yang ada. Misalnya ketika ada konser band tertentu, sedangkan Anda tidak begitu mengetahui keselutuhan lagunya, tetapi nekat membeli hanya karena ikut teman.

Selain itu, tantangan ini juga membutuhkan komitmen dan disiplin diri, khususnya ketika dihadapkan pada pembelian barang yang tidak perlu. Dengan mengikuti No Buy Challenge 2025 diharapkan masyarakat bisa mencapai kebebasan finansial, meski dengan gaya hidup sederhana, Tertarik mencobanya, Sahabat Cantika?

Pilihan Editor: Cara Dian Sastro Meminimalisir Tren Fast Fashion, Pakai Baju Lama

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."