CANTIKA.COM, Jakarta - Meningkatnya stres dapat berdampak buruk pada pengaturan gula darah dalam tubuh karena sering kali orang cenderung makan makanan berkalori tinggi sebagai mekanisme penanggulangan. Meningkatnya stres dapat menyebabkan peningkatan kadar gula, sehingga sepenuhnya mengganggu kendali terhadap kadar yang mungkin telah dicapai.
Dalam wawancara dengan HT Lifestyle, Dr. Kedar Tilwe, Konsultan Psikiater di Rumah Sakit Fortis Hiranandani di Vashi, berbagi, “Pasien cenderung lupa minum obat saat berada dalam tekanan yang sangat besar, yang menyebabkan fluktuasi kadar gula darah yang drastis.
Selain itu, orang-orang ini cenderung linglung saat berada di bawah tekanan, oleh karena itu dapat mengakibatkan seseorang secara keliru mengonsumsi obat tambahan atau dosis yang tidak tepat, yang menyebabkan timbulnya episode hipoglikemia. Hal ini dapat berpotensi menimbulkan konsekuensi yang buruk.”
Ia mengungkapkan peningkatan stres juga dikaitkan dengan penggunaan zat-zat berbahaya seperti alkohol, nikotin, dan ganja, yang akan memperparah diabetes orang tersebut dan juga meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi. Selain itu, timbulnya penyakit kejiwaan yang serius akibat stres, seperti gangguan kecemasan atau gangguan depresi berat juga dapat memperburuk prognosis jangka panjang pasien.
Selain itu, stres dan kontrol glikemik yang buruk merupakan salah satu komorbiditas utama dalam perkembangan gangguan seksual seperti Disfungsi Ereksi, ejakulasi dini, dan kurangnya dorongan seksual. Hal ini sering kali dapat mengakibatkan perselisihan antarpribadi yang signifikan.”
Cara yang terbukti untuk mengelola stres dan menstabilkan kadar gula darah:
1. Dr Kedar Tilwe merekomendasikan beberapa strategi penanggulangan stres yang juga dapat membantu mengatur gula darah
2. Latihan berbasis kesadaran seperti latihan panca indra, meditasi, dan teknik pernapasan dapat sangat membantu mengurangi stres dengan memungkinkan seseorang untuk berfokus pada saat ini.
3. Penggunaan pola makan penuh kesadaran secara khusus juga akan membantu mengurangi impulsivitas yang terkait dengan makan berlebihan dan dengan demikian membantu mengatur kadar gula.
4. Temuan juga menunjukkan bahwa penggunaan antidepresan untuk mengobati pasien dengan depresi berat atau gangguan kecemasan dikaitkan dengan kontrol glikemik yang lebih baik, terlihat sebagai peningkatan kadar HbA1C.
5. Mencari intervensi dari profesional kesehatan mental untuk memerangi gangguan penggunaan zat, baik dengan obat-obatan bersama dengan terapi seperti Terapi Perilaku Kognitif (CBT) atau Terapi Peningkatan Motivasi, juga dapat membantu meningkatkan regulasi gula.
6. Latihan Yoga dan meditasi secara teratur juga dapat memberikan manfaat penting dalam mengurangi stres.
7. Menetapkan keseimbangan kehidupan kerja yang tepat dan mematuhi rutinitas harian yang tepat juga dapat membantu meningkatkan kepatuhan
8. Sementara stres memiliki pengaruh besar pada kadar gula darah seseorang, dengan mengikuti mekanisme penyalinan yang sehat, pasien dapat dengan mudah mengelolanya.
Pilihan Editor: Apakah Latihan Aerobik Bisa Kelola Diabetes dan Turunkan Kadar Gula Darah?
HINDUSTAN TIMES
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika