CANTIKA.COM, Jakarta - Perempuan penderita autoimun memiliki peluang untuk hamil, tapi perlu perencanaan yang baik. Hal itu diungkapkan oleh dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Alvina Widhani.
“Apakah bisa hamil? Ya insya Allah bisa, tapi bagaimana supaya bisa berhasil dengan baik kehamilannya harus terencana dengan baik. Jadi memang sejak awal jangan ragu diskusikan dengan dokter yang merawatnya,” ujar Alvina dalam webinar yang dipantau dari Jakarta, Selasa, 12 Maret 2025
Dokter Alvina merekomendasikan agar perempuan yang menderita autoimun dapat berkonsultasi dengan dokter terkait sehingga kehamilan dapat berjalan baik bagi ibu dan perkembangan janin melalui perencanaan yang tepat.
Secara ideal, kata dia, kehamilan dapat direncanakan apabila autoimun telah terkendali, misalnya pada kondisi lupus, minimal enam bulan penderita sebaiknya sudah mengonsumsi obat dengan dosis yang lebih rendah serta mengonsumsi obat yang ramah bagi ibu hamil. Pasalnya beberapa obat untuk mengobati penyakit ini tidak ramah atau dilarang dikonsumsi bagi ibu hamil dan janin.
Sementara bagi perempuan yang belum siap hamil karena kondisi autoimun yang belum memungkinkan, maka disarankan menggunakan kontrasepsi yang disarankan seperti IUD. Hal ini untuk mencegah kehamilan dalam kondisi autoimun belum terkontrol.
Karena bila perempuan terlanjur hamil namun baru mengetahui dirinya menderita autoimun bakal berisiko bagi dirinya juga janin dalam kandungan.
Kondisi autoimun tak terkontrol bisa berisiko menyebabkan janin tak berkembang dengan baik, gagal tumbuh. Hal ini karena kondisi autoimun yang terdapat peradangan, akan memengaruhi pertumbuhan janin, plasenta tak baik sehingga bisa juga menyebabkan keguguran.
“Pertama bisa terkait dengan obat yang dikonsumsi, kan kalau hamil yang tak terencana ini bisa sebabkan kelainan janin,” jelasnya.
Sementara dampak bagi ibu dengan kondisi autoimun tak terkontrol, dapat memperberat gejala yang dia alami.
Gejala Penyakit Autoimun Bisa Ditekan
Meskipun penyakit autoimun tidak bisa disembuhkan, dia mengatakan, gejalanya bisa diringankan dengan terapi pengobatan yang tepat dan penerapan pola hidup sehat.
Ia menyampaikan bahwa penderita penyakit autoimun dengan gejala ringan berpeluang melepaskan diri dari rutinitas minum obat jika menerapkan pola hidup sehat.
"Ada beberapa kondisi ringan autoimun lepas obat dengan pola hidup sehat, tapi perlu dipantau kalau ada pemicu seperti penyebab stres atau pola hidup tak bisa dijaga," katanya.
Ia menambahkan, penderita autoimun dengan gejala tingkat menengah hingga berat bisa mendapatkan terapi obat dengan dosis yang lebih rendah kalau menerapkan gaya hidup sehat.
Dokter Alvina menyampaikan bahwa gejala penyakit autoimun bisa beragam.
Ia menyarankan orang dengan kadar Hb rendah, anemia, rambut rontok, dan susah punya keturunan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kemungkinan kondisi tersebut berkaitan dengan penyakit autoimun.
"Konsultasi ke dokter, dokter akan lakukan pemeriksaan, karena autoimun sangat luas," katanya.
Dia mengatakan bahwa dokter akan menyarankan pemeriksaan darah, rontgen, radiasi, serta biopsi kulit dan ginjal untuk mengetahui apakah orang yang bersangkutan menderita penyakit autoimun.
Pilihan Edtor: Penelitian Menyebutkan Wanita dengan Autoimun Rentan Alami Depresi Selama Hamil
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika