TEMPO.CO, Jakarta - Baik pengendara maupun yang dibonceng dengan sepeda motor punya pakem sendiri dalam berbusana. Bukan sekadar keterampilan dalam berkendara, mereka juga mesti mengenakan busana yang nyaman dan tidak ribet. Sebab, keliru berbusana bisa membuat celaka.
Baca juga:
49,5 Persen Kecelakaan Melibatkan Perempuan, Apa Sebabnya?
Ketika mengendarai atau dibonceng dengan sepeda motor, pastikan tidak ada bagian dari pakaian atau aksesori yang dikenakan menjuntai atau beterbangan tertiup angin. "Terutama perempuan hijaber dengan busana yang lebih lebar, kemungkinan kecelakaannya lebih tinggi," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi di Jakarta. "Karena itu, memperhatikan busana yang digunakan juga menjadi suatu hal yang penting sebelum berkendara sepeda motor."
Penyebab kecelakaan tertinggi yang disebabkan busana, menurut Budi, adalah ketika ada bagian dari rok atau celana yang lebar terbelit ke jari-jari roda. "Ini berbahaya sekali dan dapat menyebabkan kecelakaan fatal," ujarnya.
Ilustrasi pengendara motor wanita dan perlengkapannya. Shutterstock
Selain celana atau rok yang lebar, penggunaan kain panjang atau selendang perlu diperhatikan ketika berkendara dengan sepeda motor. Sebab, model busana ini juga berpotensi terjerat di jari-jari roda jika dibiarkan beterbangan ketika naik sepeda motor.
Iim Fahima Jahja, pendiri komunitas perempuan pengendara Queenrides, mengatakan penting untuk memberikan informasi kepada perempuan, khususnya tentang keselamatan dan kenyamanan berkendara. "Betapa pentingnya pemilihan busana untuk keamanan saat berkendara," tuturnya.
Bahkan, kata Iim Fahima, ada data yang menunjukkan kata kunci pencarian "busana muslim yang aman saat mengendarai motor" kian meningkat. Selain soal keamanan, Iim Fahima mengingatkan unsur kenyamanan dalam berhijab bagi pengendara perempuan. Dia menganjurkan para hijaber yang naik sepeda motor membawa jilbab atau dalaman pengganti saat berkendara motor pada cuaca panas.