TEMPO.CO, Jakarta -Digital Fashion Week 2017 dibuka dengan peragaan busana dari Harry Halim. Desainer yang berasal dari Indonesia ini, merupakan lulusan Lasalle College of The Arts Singapura dan menetap di Paris.
Baca juga:
Digital Fashion Week 2017 Hadir Pertama Kali di Indonesia
Harry juga baru saja membuka butik di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, minggu lalu. Dia membawa semua koleksi terbarunya ke Digital Fashion Week 2017, setelah sebelumnya diluncurkan di Paris Fashion Week pada Oktober lalu.
Koleksi yang ditampilkan Harry bertema Les Flues du mal atau The Flowers of Evil yang merupakan puisi terkenal dari penyair Prancis Charles Baudelaire. Puisi tersebut menceritakan tentang bagaimana menemukan keindahan dalam kegelapan.
Ada 24 look pakaian wanita yang ditampilkan dan semuanya didominasi warna hitam. Tidak hanya kegelapan, warna ini menurut Harry juga melambangkan kekuatan dan keindahan. Selain hitam, juga terdapat sentuhan warna merah.
Koleksi Harry Halim yang ditampilkan dalam Digital Fashion Week 2017. Kredit: Digital Fashion Week
Sebagian besar pakaian wanita berupa atasan, bawahan, jaket, dress, celana dan rok yang ditampilkan menggunakan bahan transparan. Detail tidak terlalu banyak, tapi Harry memadukan beragam tekstur bahan sehingga terlihat seperti bunga, tangkai, dan dedaunan.
“Kami memainkan banyak tekstur berwarna hitam, jika kamu melihat banyak warna hitam berbeda dalam koleksi ini menggunakan bahan berbeda,” ujarnya. Material bahan yang digunakan sebagian besar adalah kulit, sutra, tulle, dan kombinasi di antaranya.
NIA PRATIWI