TEMPO.CO, Jakarta - Ngemil atau menyantap kudapan ringan di sela jam makan berat menjadi kebiasaan sebagian besar orang Indonesia. Riset yang dilakukan Mondelez International tentang pola konsumsi camilan masyarakat Indonesia atau “Snacking Habit Report: Indonesia”, menunjukkan 1 dari 3 orang ngemil lebih dari 3 kali sehari. Riset tersebut dilakukan terhadap 1500 orang dewasa di Indonesia, yang sepertiganya dilakukan terhadap ibu rumah tangga dengan anak usia 3 - 12 tahun.
Baca juga:
Pilihan Camilan Sehat di Kantor
Ngemil Juga Ada Syaratnya Supaya Tetap Sehat
Baca Juga:
Head of Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia, Khrisma Fitriasari mengatakan tak ada yang salah dengan ngemil. Hanya saja, masyarakat dianjurkan untuk ngemil lebih cermat agar mendapat pengalaman yang memuaskan, mendapat gizi seimbang, sekaligus menghilangkan rasa bersalah yang kerap diasosiasikan dengan ngemil.
"Kami ingin menciptakan kebiasaan dan pola mengkonsumsi camilan yang lebih baik," kata Khrisma di Jakarta. Salah satu caranya, menurut dia, dengan mencantumkan kandungan gizi dan kalori pada setiap kemasan atau label produk camilan.
Sementara itu, psikolog klinis Tara de Thouars yang juga fokus pada diet dan pola makan, menyarankan orang yang suka ngemil untuk memberikan perhatian dan menikmati setiap gigitan saat ngemil. Sebab, menurut dia, cara itu membuat momentum ngemil menjadi lebih menyenangkan.
Baca Juga:
"Sebelum ngemil, pahami kenapa kita membutuhkan camilan. Apakah karena lapar atau sekedar ingin memberikan ‘hadiah’ kepada diri sendiri?" ucapnya. "Dengan memahami kebutuhan masing-masing akan camilan, diharapkan dapat membantu memilih apa yang harus dikonsumsi sehingga bisa ngemil dengan cermat.”
Selain mengetahui frekuensi ngemil, berikut ini hasil riset Mondelez tentang kebiasaan ngemil orang Indonesia:
1. Sekitar 36 persen dari 1500 responden mengkonsumsi camilan seorang diri, dan selebihnya ngemil bersama orang lain alias memanfaatkan ngemil sebagai perekat interaksi.
2. Sebanyak 72 persen responden mengkonsumsi makanan sebanyak 3 kali sehari, dan 85 persen diantaranya
tidak pernah melewatkan makan pokoknya 3 kali dalam sehari.
3. Masyarakat Indonesia menjalankan 11 jam kerja per harinya, karena adanya kemacetan lalu lintas di kota-kota besar yang mengakibatkan jam makan malam menjadi lebih larut. Hal ini berimbas pada kebiasaan ngemil saat macet.
4. Teh merupakan minuman atau camilan nomor dua yang dikonsumsi setelah biskuit.
5. Sebanyak 20 persen responden lebih selektif dalam menengukan makanan camilan dengan memperhatikan kandungan gizinya. Biskuit biskuit menjadi camilan yang paling banyak dikonsumsi dibandingkan camilan lainnya.
6. Buah-buahan menjadi camilan yang biasanya dikonsumsi setelah makan besar dan ketika seseorang mencari
kudapan yang manis.
ASTRIA PUTRI NURMAYA