TEMPO.CO, Jakarta - Hijab menjadi salah satu tren fashion yang terus berkembang. Bahkan diprediksi pada tahun 2020 jumlah pengguna hijab di Indonesia mencapai 17 juta orang. Supaya kualitas bahan hijab tetap terjaga, salah satu hal yang perrlu diperhatikan adalah pencuciannya. Beberapa bahan seperti viscose atau cerutti jika dicuci menggunakan mesin dapat membuat bahannya cepat melar.
Fashion blogger, Lulu Elhasbu memiliki cara sendiri untuk mencuci hijab. Biasanya dia menggunakan cara tradisional yaitu mencuci dengan tangan agar kualitas hijab yang terbuat dari bahan seperti satin, silk, viscose atau cerutti tetap terjaga.
“Aku hati-hati sekali kalau hijab, suka mencuci dengan tangan karena tahu kotornya di mana, bahannya apa, aku lebih takut rusak karena hijab lebih sering diperhatikan dibanding pakaian,” ujar Lulu Elhasbu saat peluncuran Electrolux UltraEco Front Load Washer di Jakarta.
Ilustrasi wanita berhijab. Shutterstock.com
Mantan model hijab ini mengatakan sebelum ada teknologi khusus yang dapat digunakan untuk mencuci dan merawat kain hijab, dia mengumpulkan hijab yang sudah dipakai untuk mencucinya. Namun kini, Lulu dapat mencuci hjabnya setelah dipakai seharian. Selain untuk menjaga kebersihan, hal ini juga bermanfaat untuk kesehatan rambut.
Sebelum dimasukkan ke dalam mesin, Lulu mengingatkan agar memisahkan bahan dan warna hijab yang mudah luntur. Pastikan tidak ada jarum pentul atau peniti yang masih menempel pada hijab. Setelah dicuci, untuk proses penjemuran sebaiknya tidak dijemur di bawah matahar langsung agar kualitas bahannya terjaga dan warnanya tidak cepat pudar.
Ketika mensetrika hijab, menurut Lulu, sebaiknya memperhatikan pengaturan suhu. “Misalnya untuk katun, kalau sudah panas cabut setrika supaya bahannya tidak lengket, cabut di awal atau di akhir,” ujar pemilik brand Elhasbu dan Zaura Model ini.
NIA PRATIWI