TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi kesehatan dunia, WHO, merekomendasikan para ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan. Alasannya, pada beberapa bulan pertama setelah bersalin, ASI diyakini tidak terkontaminasi dan mengandung banyak gizi yang dibutuhkan bayi di usia enam bulan pertama. Salah satu hal penting yang harus ibu perhatikan selama menyusui adalah jumlah kalori.
Baca juga:
Chelsea Olivia Lenyapkan Lemak yang Aman Buat Ibu Menyusui
Perempuan berusia 19-50 tahun dengan aktivitas sedang atau normal membutuhkan sekitar 1.800 hingga 2.200 kilokalori setiap hari. Untuk menyusui eksklusif, perempuan butuh sekitar 500 kilokalori. Artinya, ibu menyusui membutuhkan tambahan kalori rata-rata 300 sampai 500 kilokalori setiap hari. Kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan satu sampai dua porsi camilan sehat.
Ketua Perkumpulan Perinatologi Indonesia atau Perinasia dan Anggota Dewan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia DKI Jakarta, Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG(K) mengatakan dengan gambaran kebutuhan kalori tadi, maka ibu bisa mempertimbangkan pola diet setelah melahirkan agar tak berdampak pada produksi ASI, khususnya yang ingin segera tampil ramping.
Seorang wanita menyusui bayinya dalam acara mempromosikan manfaat menyusui di sebuah taman di Bogota, Kolombia, 3 November 2017. Ratusan ibu menyusui bayi mereka untuk mempromosikan pemberian ASI sebagai bagian dari hak bayi. AFP PHOTO / Raul Arboleda
"Jika ibu nekat diet dengan mengkonsumsi makanan yang jumlah kalorinya hanya 1.500 kilokalori per hari, ini dapat menimbulkan masalah pada produksi ASI," kata Ali Sungkar. Menurut dia, ibu menyusui harus mengonsumsi makanan sesuai panduan gizi seimbang serta berolahraga.
Olahraga membantu ibu tetap tenang, gembira, dan bugar walau menyusui. Rasa bahagia dan rileks itu, Ali Sunkar menambahkan, dapat mempengaruhi produksi hormon oksitosin yang berperan penting dalam pembentukan ASI. “Pastikan ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, yaitu cukup secara kuantitas, cukup secara kualitas, mengandung berbagai zat yang diperlukan tubuh. Dengan demikian, ibu akan senantiasa sehat dan bugar dalam beraktivitas.”