TEMPO.CO, Jakarta - Marlene Deitrich dikenal sebagai perempuan yang memiliki gaya ikonik. Dia adalah perempuan pertama yang difoto menggunakan tuksedo di tahun 1930-an. Penampilannya menggunakan pakaian pria itu sangat berlawanan dengan rambutnya yang pirang.
Baca juga: Marlene Dietrich, Perempuan Pelopor Fashion Androgini
Dalam foto yang lain, Marlene Dietrich memakai dasi, blazer besar, rok midi feminin, dan hiasan bulu. Dia membuka mata publik terhadap mode yang selalu berubah dan fakta bahwa wanita juga bisa mengenakan pakaian laki-laki. Dan, tetap berkesan elegan.
Gaya ikoniknya dengan top hat, tuksedo, dan dasi kupu-kupu putih dipakai pertama kali dalam film Morocco. Film pertama Marlene Dietrich di Amerika Serikat. Dia berperan sebagai Amy Jolly dan mendapat nominasi Academy Awards untuk kategori aktris pemeran utama terbaik.
Namun di tahun 1930an, memakai pakaian pria dan adegan mencium seorang wanita di depan publik dinilai sangat provokatif. Bahkan terkesan meremehkan perempuan. Meski hanya memakai busana ala pria dalam adegan film, gayanya memakai tuksedo merupakan citra kuat Marlene Dietrich.
Marlene Dietrich. Collegefashion
“Saya jujur dalam preferensi pakaian pria, saya tidak memakainya untuk menjadi sensasional", katanya. "Saya berpikir, saya jauh lebih memikat dengan memakai pakaian ini.”
Marlene Dietrich menjadi bintang Hollywood pertama yang membuktikan kekuatan menggoda wanita dengan memakai celana. Dengan memakainya di depan umum yang dianggap menentang norma sosial pada masa itu, Dietrich dapat dikatakan sebagai perintis fashion androgini, sehingga merevolusi dan mendefinisikan ulang mode perempuan.
Kostum Marlene Dietrich dirancang oleh Travis Banton. Dietrich, Banton dan sutradara film Morocco Josef von Sternberg berkolaborasi membentuk citra Marlene Dietrich, ikon gaya dan lambang glamor Hollywood. Gaun hitam dalam balutan coat, topi serta tudung membentuk sedikit misteri dalam karakternya.
Setelah tuksedo, Marlene Dietrich menggunakan pakaian yang sedikit terbuka, seperti gaun malam hitam dengan bagian leher yang transparan dan gaun sequin dengan aksen rumbai. Dietrich mengingatkan agar kita tidak mengikuti fashion begitu saja, tapi menyesuaikan dengan gaya pribadi. “Selalu ingat bahwa kamu bukan model atau manekin yang diciptakan untuk fashion,” ucapnya.
NIA PRATIWI