TEMPO.CO, Jakarta - Tidak semua orang tua menyadari bakat yang dimiliki buah hatinya. Penyebabnya orang tua yang kurang memiliki kepekaan terhadap anak atau merasa bingung karena anak kerap berganti-ganti minat. Padahal anak dapat menunjukkan bakatnya di antara usia 2 sampai 13 tahun.
Baca juga:
Arini Subianto Jawab Anggapan Jadi Anak Orang Kaya Itu Enak
“Anak usia dua tahun sudah bisa menunjukkan bakat, contoh ada yang suka joget-joget, lebih senang tampil, ada juga yang bersembunyi di belakang kaki. Anak ini memiliki keinginan untuk tampil,” ujar psikolog anak dan remaja Tara de Thoars di Jakarta.
Tara memberikan contoh lainnya, saat anak berusia 2 tahun dan sudah bisa memegang pensil lebih baik daripada anak seusianya. Hal ini menandakan motorik halusnya lebih bagus sehingga dapat diasah dengan memberikan pensil dan buku untuk menulis atau mewarnai. “Atau anak yang motorik kasarnya jauh leih aktif, lebih senang lari-lari dibanding anak lainnya, itu bisa jadi potensi sebetulnya,” ujarnya.
Anak berusia 2 sampai 13 tahun sedang dalam tahap memiliki keingitahuan yang besar. Mereka senang mengeksplorasi dan mencoba hal-hal baru. Saat anak mulai menunjukkan bakatnya pada rentang usia tersebut, juga menjadi waktu bagi orang tua untuk menggali potensi yang dimiliki anak. Sebab, biasanya jika sudah masuk usia remaja sedikit sulit untuk mengarahkannya.
Tara melanjutkan, para orang tua sebaiknya tidak takut memberikan kesempatan anak mengeksplorasi sesuatu yang baru. Jika orang tua membatasi kegiatan yang dilakukan anak, maka itu dapat menghambat perkembangannya. “Makanya, kadang-kadang orang tua memang harus lebih cuek, kalau mereka takut, anak akan takut mengeksplorasi dan mencoba hal baru. Akibatnya anak menjadi pesimistis,” ujarnya.
NIA PRATIWI
