TEMPO.CO, Jakarta - Kabar Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menggugat cerai istrinya, Veronica Tan ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara mengejutkan publik. Selama ini rumah tangga Ahok dengan Veronica terlihat harmonis dan keduanya saling mendukung. Ahok juga kerap memuji istrinya di depan publik juga di akun media sosialnya. Bahkan, Ahok kerap bersikap romantis.
Baca juga:
Ahok Gugat Cerai Veronica Tan, Apa Makna Tangis Wanita
Sejak muda, Ahok aktif di gereja dan dipercaya menjadi Ketua Majelis Gareja Kristus Yesus di Pluit, Jakarta Utara. Ahok dan Veronica sering bertemu di acara gereja dan mereka saling jatuh cinta. Ahok dan Veronica kemudian menikah dengan pada 6 September 1997. Keduanya membangun rumah tangga dengan usia Ahok lebih tua 11 tahun dari Veronica. Mereka dikaruniai tiga anak, yakni Nicholas Sean Purnama, Nathania Purnama, dan Daud Albeener Purnama.
Kakak angkat Ahok, Nana Riwayatie menceritakan kisah kasih keduanya. Saat awal berumah tangga, menurut Nana, Veronica Tan bersikap manja dan kekanak-kanakan. Saat menikah dengan Ahok, Veronica berusia 20 tahun. “Baru setelah punya anak kepribadiannya berubah, berproses menjadi dewasa,” kata Nana.
Ahok pernah menceritakan kisah kasihnya dengan Veronica selepas misa pada Senin, 24 Desember 2012. Saat itu, Ahok mengatakan, "istri saya memang dari dulu di sini (Gereja Kristus Yesus Pluit). Dapetnya juga di sini, ngejarnya juga di sini."
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama (Ahok) bersama istrinya, Veronica Tan menunjukkan surat suara sebelum melakukan pencoblosan pada Pilkada DKI putaran ke-2 di TPS 54, Pluit, Jakarta, 19 April 2017. TEMPO/Subekti
Adapun Veronica mengatakan, sebelum menikah dia tidak pernah berpacaran dengan Ahok sebelum menikah. Sebab, semua aktivitasnya di gereja bersama Ahok merupakan bentuk pelayanan. "Saya tidak pacaran sama bapak," ujar Veronica yang piawai bermain alat musik piano dan cello ini.
Setelah menikah, Veronica mengatakan selalu patuh kepada suaminya. Perihal domisili misalnya, Veronica mengikuti keinginan Ahok untuk tinggal di rumah pribadinya di Pluit, ketimbang tinggal di rumah dinas Gubernur.
“Sebagai istri, saya ikut apa kata Bapak. Kalau Bapak mau tinggal di Pluit, ya saya ikut ke Pluit. Memangnya saya bisa bilang tidak kepada Pak Ahok?” kata Veronica Tan.
Lagipula, menurut dia, tinggal di Pluit lebih nyaman. Makanan di sana lebih enak dan suasananya menyenangkan karena dekat pantai. "Jadi, kalau pikiran sedang mumet, masih bisa melihat air. Kalau di pusat kota, kebanyakan gedung bertingkat,” ujar Veronica Tan sebari tertawa.