CANTIKA.COM, Jakarta - Survei yang dilakukan Philips secara online pada Februari 2018 oleh Harris Poll mengulas kebiasaan tidur lebih dari 15 ribu orang dewasa di 13 negara, yakni Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Polandia, Prancis, India, Cina, Australia, Kolombia, Argentina, Meksiko, Brasil, dan Jepang.
Diperkirakan lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia menderita apnea tidur. Sebanyak 80 persen di antaranya tetap tidak terdiagnosis, dan secara global 30 persen partisipan mengalami kesulitan memulai tidur.
Baca Juga:
Tidur yang baik sangat penting bagi kesehatan. Namun hanya sepertiga dari orang dengan gangguan tidur yang mencari bantuan tenaga kesehatan profesional. Melalui kolaborasi dengan Richter dan survei tahunannya, Philips ingin menekankan pentingnya tidur berkualitas bagi setiap orang di seluruh dunia.
David White, Chief Medical Officer Philips Sleep & Respiratory Care, mengatakan tidur adalah landasan gaya hidup sehat. Kualitas dan durasi tidur setiap malam adalah variabel paling penting yang mempengaruhi perasaan seseorang pada hari berikutnya.
"Jadi tidur yang tidak memadai bisa berdampak langsung pada kesehatan kita, tidak seperti olahraga atau diet. Survei ini menunjukkan bahwa walaupun mengetahui tidur penting untuk kesehatan secara keseluruhan, banyak orang masih belum memprioritaskannya,” ujarnya.
Baca Juga:
Artikel lain:
Hari Ini World Sleep Day, Generasi Milenial Menghargai Tidur
Penjelasan Sleeping Beauty Alias Tidur Cantik Itu Penting
Survei tersebut menemukan mayoritas orang dewasa secara global atau 67 persen menganggap tidur berdampak penting bagi keseluruhan kesehatan mereka. Setelah tidur malam yang tidak berkualitas, mereka merasa lelah (46 persen), murung atau mudah marah (41 persen), tidak termotivasi (39 persen), dan mengalami kesulitan berkonsentrasi (39 persen).
Selain itu, 6 atau lebih dari 10 orang dewasa (61 persen) di dunia memiliki beberapa jenis masalah medis yang mempengaruhi tidur mereka. Sekitar seperempat orang dewasa melaporkan insomnia (26 persen) dan 1 dari 5 orang mendengkur (21 persen).
Hal tersebut diakibatkan oleh rendahnya pengetahuan menjaga kebiasaan tidur yang baik. Dalam survei tersebut, hanya ada sekitar 29 persen responden yang merasa menyesal tidak menjaga kebiasaan tidur yang baik.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan keinginan mereka berolahraga secara rutin, yakni 3-4 kali dalam sepekan sebanyak 49 persen dan menjaga makan sehat sebanyak 42 persen.
Faktor kecemasan membuat lebih dari setengah orang dewasa di dunia terjaga di malam hari dalam tiga bulan terakhir (58 persen). Kesulitan tidur tersebut juga diakibatkan oleh kebiasaan menggunakan perangkat teknologi (26 persen).