CANTIKA.COM, Jakarta - Kita sering mendengar curhat teman atau saudara perempuan yang menjalin hubungan dengan seseorang yang temperamental, suka bersikap kasar, bahkan dia sampai mengalami kekerasan mental dan fisik. Terjebak dalam hubungan cinta seperti ini sangat berisiko. Tapi cinta membuat mereka memilih bertahan entah sampai kapan.
Baca juga:
Cinta Beda Agama, Lanjut atau Akhiri?
5 Sebab Cinta Anak Perempuan ke Ayah Begitu Spesial
Psikolog Roslina Verauli mengatakan sebelum memutuskan berpisah dengan pasangan yang berbuat kasar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. "Pertama, sejak kapan pasangan bersikap agresif? Apakah baru-baru ini atau sudah sejak masa pacaran dia agresif dan berani memukul? Apakah dia pernah memukul orang selain Anda?" kata Roslina Verauli.
Musababnya, dia menjelaskan, pola perilaku agresif, terutama yang melibatkan kekerasan fisik, tidak mendadak muncul. Dari awal hubungan seharusnya sudah terbaca pola perilaku itu. "Misalnya, dia temperamental atau meledak-ledak kepribadiannya. Suka melakukan kekerasan kepada orang lain. Ini indikasi yang harus diwaspadai," ucap Roslina.
Sayangnya, meski sudah mengenali adanya indikasi perilaku negatif sejak dini, beberapa wanita bersedia melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Pernikahan berjalan, agresivitas menjadi-jadi, tapi memilih bertahan.
Ilustrasi wanita mengalami kekerasan psikis atau tertekan. shutterstock.com
"Alasannya beragam, bisa karena ketergantungan secara finansial maupun emosional, status di tengah masyarakat, anak, atau mungkin Anda tipe wanita yang submisif," kata Roslina.
Tipe perempuan submisif artinya perempuan yang menghayati bahwa dalam relasi laki-laki dan perempuan, perempuan jadi objek yang menerima apapun perlakuan pasangan, menghayati, malah menikmatinya. "Merasa memang selayaknya, sepantasnya diperlakukan seperti itu."