CANTIKA.COM, Jakarta - Suara tangisan bayi di dalam pesawat terbang akan membuat perjalanan kurang nyaman. Namun, sebelum Anda mengomeli si bayi atau orang tuanya, ada baiknya mengetahui apa yang terjadi pada bayi selama melakukan penerbangan dengan pesawat.
Banyak alasan yang menyebabkan tangisan bayi di dalam pesawat, bisa karena kelelahan, lapar, haus, bosan, sakit, atau rasa tidak nyaman. Namun yang pasti, tekanan udara saat berada di atas ketinggian tertentu merupakan hal yang sangat sulit dihadapi oleh para bayi. Rasa sakit di telinga menjadi salah satu penyebab terbesar pecahnya tangisan bayi di pesawat.
Artikel lain:
Tips Mencegah Gas Berlebih di Perut selama Penerbangan
Dr. Simon Baer, dokter ahli THT asal Inggris menjelaskan, “Salah satu alasan utama bayi menangis di dalam pesawat adalah karena mereka belum pandai dalam menyeimbangkan tekanan di telinga bagian tengah karena tabung eustachius pada anak-anak belum berfungsi secara umum seperti halnya orang dewasa.”
Tabung eustachius adalah saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring atau tenggorokan bagian atas dan bagian belakang rongga hidung. Pada dasarnya, saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara di telinga bagian tengah dengan tekanan udara di luar tubuh.
Ketika tekanan udara tiba-tiba berubah dengan cepat, ketidakseimbangan tekanan udara di dalam dan di luar telinga menyebabkan rasa seperti tersumbat. Sumbatan ini bisa dihilangkan dengan membuka katup pada tabung eustahcius. Caranya dengan menguap atau menelan sehingga ada udara masuk ke telinga bagian tengah.
Baer menambahkan, perbedaan tekanan udara di telinga ini lebih sulit dihadapi saat pesawat mendarat sebab penyamaan tekanan udara lebih sulit dilakukan saat terjadi perubahan tekanan udara dari rendah ke tinggi. Sedangkan pada posisi di udara, tekanan udara biasanya lebih rendah dibanding di darat.
Baca juga:
Pakai Masker Kertas di Pesawat Terbang, Perhatikan Dulu Hal Ini
“Meski masalah perubahan tekanan udara bisa muncul pada saat pesawat lepas landas, saluran eustachius lebih mudah bekerja untuk menyesuaikan tekanan udara dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, yang mana terjadi ketika pesawat lepas landas,” ungkap Baer.
“Meski pesawat modern didesain untuk meminimalisir perubahan tekanan udara, penumpang tetap tidak bisa menghindar dari perubahan tekanan udara ketika terbang di ketinggian 30 ribu kaki (9.100 meter),” jelas Baer.