6 Fakta yang Harus Kamu Ketahui Tentang Menstrual Cup

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yunia Pratiwi

google-image
Ilustrasi menstrual cup. depositphoto

Ilustrasi menstrual cup. depositphoto

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menstrual cup merupakan alat kesehatan dengan bentuk menyerupai corong minyak terbuat dari silikon yang aman bagi tubuh. Biasanya menstrual cup terdiri dari dua jenis, yaitu bagi perempuan yang sudah melahirkan dan belum melahirkan. Ukurannya pun beragam sesuai besaran panggul setiap perempuan.

Baca juga: 6 Alasan Harus Menggunakan Menstrual Cup, Apa Itu?

Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan Riyana Kadarsari, dari segi penjualan produk menstrual di Indonesia baru di tahun 2018 dan masih sebatas penjualan via online. Sedangkan di luar negeri sudah menstrual cup menjadi produk kesehatan yang umum.

Ia mencontohkan di Kenya Barat tahun 2016 terdapat studi pada remaja putri dengan membandingkan pemakaian menstrual cup, pembalut, dan kain. "Yang memakai menstrual cup berisiko rendah terhadap sexually transmitted disease (STD) dan angka infeksi bacterial vaginosis lebih rendah dibandingkan yang menggunakan pembalut dan kain. Saya sendiri sudah menggunakan menstrual cup sejak delapan tahun lalu,” ujarnya di acara The #NewPeriodIndonesia: Introduction to a Menstrual Cup di ConClave, Jakarta Selatan, Sabtu 23 Februari 2019.

Untuk mengenal lebih jauh tentang menstrual cup, Riyana Kadarsari membagikan enam fakta tentang menstrual cup. 

#1. Cara pemakaian
Cara pemakaian menstrual cup tak jauh berbeda saat menggunakan tampon.  Bagi yang baru pertama kali menggunakan menstrual cup, rileks modal utamanya. "Kalau sudah tegang, jadinya serba salah dan susah masuknya. Kamu bisa pilih posisi senyaman mungkin, bisa dalam posisi duduk, jongkok atau mengangkat salah satu kaki. Boleh menggunakan lubrikan vagina untuk mempermudah pemakaian. Kemudian, pegang ujung cup dengan melipatnya seperti huruf U," ujar Riyana.

Tidak perlu takut-takut memasukkan jari ke liang vagina. Ukuran jari tangan kita lebih kecil dibandingkan liang vagina. Dorong dengan yakin sembari memutar hingga cup terbuka. Bila menstrual cup itu kekecilan, salah satu tandanya mudah bocor dan mudah turun. Kalau kebesaran, susah masuk ke dalam liang vagina. Bila dirasa kepanjangan, bisa dipotong juga ujungnya sesuai batasan yang disarankan setiap produk.

#2. Lama pemakaian 
Pemakaian tergantung derasnya aliran darah dan berkisar di antara 4-12 jam, namun tidak boleh melebihi 12 jam. “Pembuangan darah di cup tergantung kondisi masing-masing. Kalo hari pertama lagi “banjir”, ada yang buang 2 jam sekali. Kalo udah bocor di celana, berarti harus dibuang. Begitu darahnya banyak, cup itu sudah gak vakum lagi, jadinya menetes dan bocor ke celana. Ada penelitian yang bilang setiap 6 jam darah dibuang, sekalipun sudah di hari-hari terakhir menstruasi. Misalnya saat terbangun pipis di malam hari, buang darah yang keluar meskipun sedikit, agar terhindar dari risiko infeksi,” urai dr Riyana.

#3. Cara melepas
“Sama seperti saat memasangnya, mengambilnya pun harus rileks dan yakin. Masukkan jari kamu dan tarik ujungnya. Bila menemui kendala, coba ambil posisi ngeden seperti mau buang air besar. Itu sangat membantu berdasarkan pengalaman saya di awal-awal dulu,” ungkap dr Riyana.

#4. Tidak merusak selaput dara
“Vagina kita itu panjangnya 7 cm. Mulai dari liang vagina hingga ke mulut rahim. Selaput dara itu berada di pinggiran mulut vagina. Menstrual cup pasti melewati, tapi tidak akan merusak. Definisi keperawanan yang ada di sekitar kita kerap dikaitkan dengan masih utuh atau tidaknya selaput dara. Sementara dari segi medis, anak-anak jatuh dari sepeda saja bisa memicu rusaknya selaput dara. Adapula kasus pemerkosaan yang mengakibatkan luka di sekitar vagina karena proses pemaksaan saat hubungan seksual, tapi tidak merusak selaput dara. Jadi, selaput dara itu tidak selalu menentukan keperawanan seorang perempuan,” ucap dr Riyana.

#5. Kemudahan perawatan menstrual cup
Untuk cara membersihkan menstrual cup, dr Riyana menjabarkan hanya perlu sterilisasi dengan air mendidih selama 5-10 menit sesudah siklus menstruasi berakhir. Untuk cara penyimpanan pastikan di dalam kondisi kering, boleh di dalam lemari, rak, plastik, ataupun pembungkus menstrual cup.

“Ketika lagi membuang darah haid, kamu bisa cuci menstrual cup-nya dengan air biasa. Kalau kamu sedang travelling dan berada di toilet umum serta minim air, tidak dicuci dan langsung dipakai kembali juga tidak apa-apa. Yang terpenting cuci tangan kamu sebelum memasang menstrual cup kembali. Di periode menstruasi berikutnya, menstrual cup bisa langsung dipakai ataupun disterilisasi dulu,” jelasnya. 

#6. Tahan lama
Untuk satu pembelian menstrual cup bisa dipakai selama 8-10 tahun. dr Riyana mengungkapkan bahwa produk menstrual cup yang dipakainya tetap berfungsi dengan baik selama delapan tahun pemakaian. Perubahan warna pada cup diibaratkan seperti perubahan warna itu ibarat baju baju yang sering dipakai dalam beberapa tahun lamanya. Oleh karena itu, menstrual cup termasuk bagian produk pelestarian lingkungan karena mengurangi produksi sampah setiap bulannya.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."