CANTIKA.COM, Jakarta - Eating disorder atau gangguan makan adalah kondisi di mana Anda tidak makan saat merasa lapar dan tidak berhenti makan ketika sudah kenyang. Anda merasa kenyang saat tidak makan, semua kondisi yang bertolak belakang dengan situasi metabolisme tubuh sehat pada manusia.
“Kalau ketiga fungsi ini sudah kacau, berarti ada sesuatu. Kemudian akan diteliti sesuatu ini apakah sudah menganggu fungsi keseharian atau tidak. Kalau itu masuk kategori menganggu berarti sudah masuk gangguan makan atau eating disorder dan sebaiknya segera terapi,” jelas psikolog klinis Tara De Thouars dalam acara "In Relationship with My Body: Peran DNA dalam Mewujudkan Tubuh Idealmu" di Jakarta Selatan, Rabu, 27 Februari 2019.
Anoreksia, bulimia, dan bitch eating termasuk ke dalam kategori gangguan makan atau eating disorder.
Baca juga:
9 Mitos dan Fakta soal Kelainan Makan
“Anoreksia adalah kondisi dengan sengaja melaparkan diri, saking dia takut gemuk. Jadi dia menolak makanan masuk dari tubuh, beratnya pun jadi underweight. Penyebabnya kompleks, dari sisi kepribadian, pola pikir, dan lingkungan. Kalau dari sisi lingkungan, dia pernah ada sejarah bullying dan trauma terhadap tubuh di masa kecilnya,” ucap Tara.
Sedangkan bulimia identik dengan tuntutan besar ke diri sendiri untuk selalu tampil kurus. “Penderita bulimia bisa makan apapun, tapi usai itu feeling guilty. Akhirnya dia kompensasikan saat itu juga dengan memuntahkan makanan, mencokok, atau minum obat pencahar secara berlebihan. Pemicunya adalah faktor traumatik dan kontrol diri yang buruk,” kata Tara.
Lebih lanjut dia menjelaskan, “Bitch eating itu makan banyak dalam waktu singkat tanpa disadarinya. Misalnya, kita makan pizza satu slice, dia bisa makan dua loyang. Biasanya disebabkan konflik tubuh dan makanannya sangat tinggi disertai kontrol diri yang rendah pula,” paparnya.
Tara menyisipkan ada peran pola asuh yang mempengaruhi dalam kondisi gangguan makan. “Kalau orang tuanya punya gangguan makan, kecenderungan anaknya juga ada. Kalau orang tuanya bulimia, bisa jadi anaknya bulimia juga atau yang parahnya terkena anoreksia karena dia belajar dari orang tuanya," tutur Tara.
Artikel lain:
Memahami Kelainan Makan Orthorexia Nervosa
"Contoh lainnya ada orang tua yang concern dengan bentuk tubuh si anak, bukan kesehatannya. Jadi, dia sering bilang kamu jangan gemuk, ya. Tertanam di pikiran anak kalau cantik itu harus kurus. Akhirnya anaknya jadi obsessed kurus tanpa memperhatikan faktor pola makan sehat untuk kelangsungan hidupnya,” tuturnya.
Para penderita eating disorder bisa sembuh dengan terapi secara rutin. “Ketiga eating disorder itu bisa diterapi dengan waktu yang berbeda-beda. Untuk anoreksia based on research, terapinya berlangsung selama tujuh tahun tanpa jeda karena kuat sekali pengaruh faktor kepribadiannya," jelas Tara.
"Mengubah pola pikir seseorang itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh proses dan bertahap. Sementara, terapi bulimia dan bitch eating lebih singkat. Berdasarkan pengalaman saya, bulimia sekitar empat sesi pertemuan sudah mulai menurun intensitasnya, tidak bisa langsung berubah. Begitu pula dengan bitch eating,” tandas Tara.