CANTIKA.COM, Jakarta - Anak-anak telah melakukan kegiatan belajar yang terstruktur, berulang, dan akademis selama di sekolah. Jangan heran ketika mereka lebih tertarik membongkar kotak mainan ketimbang membuka kembali buku pelajaran di rumah dan ini bukan hal buruk.
“Bermain mobil-mobilan akan meningkatkan motivasi mereka secara intrinsik,” kata Margret Nickels, Ph.D., psikolog klinis sekaligus Direktur di Pusat Anak dan Keluarga di Erikson Institut, Chicago, Amerika Serikat.
Yang perlu dilakukan orang tua, memanfaatkan semangat anak yang muncul ketika memainkan mainan sebagai motivasi untuk belajar. Tidak perlu khawatir jika anak lebih fokus ketika memegang benda kesukaannya daripada membuka buku pelajaran karena mainan pastinya lebih disukai anak.
Artikel terkait:
Kata Pakar Sebenarnya Anak Tak Butuh Mainan, Simak Maksudnya
Dampak Negatif Anak Punya Terlalu Banyak Mainan
“Anak usia 5 tahun bisa duduk selama 30 menit untuk bermain lego, tetapi tidak bisa duduk diam ketika disuruh menuliskan namanya,” kata Nickels lagi.
Di sinilah orang tua harus berpikir kreatif. Anak-anak telah melakukan tugas yang terstruktur, berulang dan akademis di sekolah seperti menulis dan membaca. Ketika meminta mereka mengulangnya kembali di rumah, maka Anda harus berjuang untuk mengalihkan perhatian mereka dari mainan atau justru memanfaatkan mainan sebagai alat bantu untuk membuat anak-anak lebih fokus. Misalnya, alih-alih menyuruh anak menulis namanya di buku tulis, minta anak membentuk huruf dari lego atau playdoh untuk menuliskan namanya.
“Buku pelajaran bisa sangat memuakkan bagi anak, jadi buatlah buku sendiri,” saran Nickels.
Mengemas pelajaran dengan permainan tidak hanya membuat anak lebih tertarik, namun membuat rentang perhatian mereka lebih panjang, kata Nickels.