CANTIKA.COM, Jakarta - Sejak berdiri pada 2012, Bateeq konsisten menawarkan pilihan rancangan busana batik tradisional sampai modern. Michelle Tjokrosaputro sebagai desainer dan pemilik Bateeq menargetkan desain busana batik yang lebih kekinian dan simpel dengan menjaga motif tradisional. Semangat itu masih tercermin dalam koleksi Bateeq Fall/Winter 2019 yang berjudul Arung.
Bateeq memamerkan 20 koleksi fashion untuk perempuan. Koleksi bertema Arung ini menggunakan motif sindhu, gatharish, swarnadipa, dan lurik. Motif-motif tersebut terinspirasi dari alam, seperti pepohonan, bebatuan, hingga sungai.
Artikel lain:
Tips Fashion: 4 Baju Luaran yang Tak Lekang oleh Waktu
Michelle Tjokrosaputro (Desainer & CEO Bateeq) di fashion show Bateeq Fall/Winter 2019 di Senayan City, Jakarta Pusat, Sabtu 16 Maret 2019. (Tempo/Silvy Riana Putri)
Pilihan warna yang dipakainya banyak bernuansa gelap mewakili koleksi Fall/Winter, mulai dari warna biru dongker, hitam, coklat, hijau tentara, hingga merah marun mendominasi koleksi yang sudah dipamerkan terlebih dulu pada rangkaian London Fashion Week Februari 2019.
Baca Juga:
“Kali ini tema Arung merupakan ekspresi dari perubahan apa saja yang terjadi pada batik. Tidak hanya dari motif dan desain yang lebih trendi tapi keseluruhan ekosistemnya juga berubah. Kalau dulu handmade dibawa pakai sepeda dan ditawarkan dari satu pintu ke pintu lain, sekarang kain batik Indonesia sudah ditawarkan pakai sistem perdagangan yang lebih modern dan penggunaan teknologi,” jelas Michelle.
Fashion show Bateeq Fall/Winter 2019 di Senayan City, Jakarta Pusat, Sabtu 16 Maret 2019. (Tempo/Silvy Riana Putri)
Dari hasil pengamatan desain busana, koleksi Arung memasukkan unsur-unsur modern seperti potongan di bagian pinggang, motif geometris, aksen asimetris, kerah model turtleneck hingga potongan one shoulder. Variasi busana yang ditawarkan mulai dari luaran panjang, jaket, gaun panjang, gaun pendek, rok hingga celana potongan besar seperti wide leg.
Baca juga:
Soraya Haque Pilih Padu Padan Fashion yang Fleksibel
“Saat merancang bersama tim desainer muda yang ada di Bateeq, saya selalu melihat segmen Bateeq, yaitu generasi muda mulai usia 25 tahun hingga 45 tahun. Ketika kami memilah-milih tren yang ada di tahun ini terlihat desain baju atletik semakin digemari. Jadi, kami memberikan desain busana itu yang bisa dipadu dengan sneakers kesayangan mereka, selain sepatu hak tinggi,” tutur Michelle.
Fashion show Bateeq Fall/Winter 2019 di Senayan City, Jakarta Pusat, Sabtu 16 Maret 2019. (Tempo/Silvy Riana Putri)
Ada keistimewaan lain di pemilihan bahan koleksi Arung, yaitu perpaduan tencel dan bemberg. “Tencel terdiri dari benang daur ulang dari bambu yang menawarkan tingkat adem di atas kain katun. Sedangkan bemberg itu dari biji kapas yang didaur ulang dan dibuat serat. Ada efek mengkilap dari seratnya. Tingkat mengkilapnya di bawah sutra. Jadi, kita upayakan juga mengembangkan fashion berkelanjutan yang ramah lingkungan. Unsur mengkilap itu mewakili kesenangan masyarakat Indonesia yang suka bling-bling,” pungkasnya.