CANTIKA.COM, Jakarta - Tindakan bullying atau perundungan di kalangan pelajar sekolah kembali menjadi isu hangat. Kali ini, publik dibuat geram dengan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh 12 orang pelajar SMA terhadap seorang pelajar SMP bernama Audrey yang terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat.
Bagaimana pun dan apapun alasannya, perundungan harus dihentikan. Jangan sampai anak menjadi korban atau menjadi pelaku perundungan.
Perundungan membuat anak merasa ketakutan, sedih, marah, dan terancam. Namun, dalam kondisi seperti itu, anak biasanya justru takut bercerita kepada orang lain, termasuk orang tua, kecuali anak menceritakannya langsung atau terlihat tanda-tanda bekas kekerasan fisik yang nyata, orang tua harus lebih peka terhadap ciri-ciri adanya tindakan perundungan pada anak.
Artikel terkait:
Yang Sebaiknya Dilakukan Orang Tua Bila Anak Jadi Korban Bullying
Salah satu tanda anak menjadi korban perundungan di sekolah adalah ketika menunjukkan perubahan sikap secara drastis. Anak yang menjadi korban perundungan biasanya terlihat enggan berangkat ke sekolah, tidak bersemangat, seperti orang ketakutan, murung, dan sering menyendiri tanpa sebab yang jelas.
Di samping itu, anak yang memendam masalah biasanya bisa mengalami gejala penyakit. Dr. Carolin Levers-Landis, PhD., psikolog dari rumah sakit anak Rainbow di Universitas Ohio, Amerika Serikat, menerangkan, “Jika remaja memendam rasa sakitnya, maka mereka kebanyakan akan mengalami gejala-gejala penyakit fisik lain, seperti sakit perut, sakit kepala, sulit tidur, hingga perubahan suasana hati yang ekstrem.”
Baca juga:
Kasus Justice for Audrey, Tanda Anak Menjadi Pelaku Bullying
Jika kecurigaan atas keganjilan perilaku dan tindak-tanduk anak sudah mengarah pada tindakan perundungan, namun anak tetap tidak mau mengakuinya karena di bawah ancaman atau perasaan tertekan, Dr. Lisa Damour, PhD., psikolog anak dan remaja sekaligus penulis buku-buku psikologi asal New York, Amerika Serikat, menyarankan sebaiknya orang tua menghubungi pihak sekolah untuk mendiskusikan kekhawatiran dan melakukan investigasi lebih lanjut.
“Jika staf sekolah tidak punya bukti adanya tindakan perundungan, minta mereka untuk mengamati anak selama beberapa hari dan melaporkan jika ada keanehan yang terlihat. Jika meminta bantuan pihak sekolah tidak membuahkan hasil, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari konselor atau psikolog untuk membantu menilai apa yang terjadi pada anak Anda,” saran Damour.