Yang Harus Diperhatikan Penderita Diabetes saat Puasa Ramadan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Yayuk Widiyarti

google-image
Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)

Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Di bulan Ramadan, buat penderita diabetes yang berpuasa, hipoglikemia menjadi ancaman besar mengingat selama puasa risiko terjadinya hipoglikemia melonjak hingga 7,5 kali lipat. Karena itu, mengontrol kadar gula darah secara rutin sangat penting.

Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah normal, yaitu kurang dari 70 mg/dL. Hipoglikemia ditandai dengan sejumlah gejala di antaranya jantung berdebar, gemetar, lapar, muncul keringat dingin, cemas, lemas, susah konsentrasi, kebingungan, dan sulit mengontrol emosi alias suasana hati yang naik turun.

Medical Affairs Director MSD Indonesia, dr. Suria Nataatmadja, mengingatkan kesadaran masyarakat Indonesia terkait bahaya diabetes harus terus ditingkatkan.

Artikel lain:
Pengobatan Masa Depan Diabetes, Tanpa Suntik Insulin Lagi
Cegah Diabetes dengan Rajin Mengontrol Gula Darah di Rumah

"Angka prevalensi diabetes berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI tahun lalu, mencapai 10 persen. Setiap Ramadan ada sekitar 20 juta umat Muslim yang hidup dengan diabetes yang menjalani puasa. Mengatur pola makan dan olahraga bagaimana pun sangat penting," jelas Suria.

Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Prof. DR. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, menambahkan yang tak kalah penting dalam mengasup makanan, kurangi karbohidrat simpel. Selain itu, cek kadar insulin. Jika produksi insulin dalam tubuh terus berlebih, Anda patut memetakan sejumlah kemungkinan dari pengobatan lanjutan hingga kemungkinan mengidap Insulinoma.

Pertanyaan yang kemudian muncul, apa itu Insulinoma? "Insulinoma adalah tumor jinak pada sel beta pankreas yang mengeluarkan insulin berlebih. Akibatnya produksi insulin terlalu banyak. Ini memicu hipoglikemia tanpa membutuhkan obat-obatan antidiabetes. Jadi, setiap saat pasien terancam hipoglikemia. Solusinya, tumor yang berukuran sangat kecil ini harus diangkat meski sulit untuk menemukannya," tuturnya.

AURA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."