CANTIKA.COM, Jakarta - Sebagai figur publik, Paula Verhoeven selalu mendorong pengikutnya untuk menjadi diri sendiri. Dia juga terpilih menjadi duta pertama merek make-up lokal Make Over.
Sebagai duta baru, Paula ingin mengingatkan para perempuan, terutama perempuan Indonesia, untuk tidak mencoba menjadi orang lain. Setiap kekurangan dari diri kita bisa selalu diubah menjadi kelebihan. Paula sendiri sempat dibully waktu kecil karena penampilan fisiknya.
“Dulu aku tinggal di Semarang paling tinggi, terus dibully,” tutur Paula.
Artikel terkait:
Cara Paula Verhoeven Rayakan Lebaran Pertama dengan Baim Wong
Ia mengatakan sejak SD sampai SMP menjadi murid paling tinggi di sekolahnya. Paula sendiri juga tidak suka menjadi pusat perhatian dan jadi sering minder. Paula sering diejek karena terlalu tinggi. Namun, semua itu berubah setelah dia masuk ke sekolah model.
Paula Verhoeven berpose di Spanish Steps di Roma. (Instagram @paula_verhoeven)
“Gara-gara aku masuk sekolah model, akhirnya di situ aku mengetahui kalau tinggi badan kayak aku ini bisa masuk ke dunia model,” lanjut Paula.
Dia menjelaskan bagaimana sekolah model membantunya menghadapi risakan. Sekolah model ini juga mendorongnya untuk membuat sekolah model sendiri. Paula mendirikan Supermodels Project bersama tiga supermodel Indonesia lain, yaitu Dominique Diyose, Kelly Tandiono, dan Laura Muljadi.
“Aku ingat bagaimana sekolah modelling membantu aku, jadi aku mau memberikan bantuan yang sama ke perempuan lain,” jelas Paula.
Masuk ke dunia model dari usia 13 tahun, sekarang Paula telah menjadi salah satu model ternama di Indonesia.
Baca juga:
Paula Verhoeven Jadi Duta Merek Make Over Bawa Pesan Penting