CANTIKA.COM, Jakarta - Idul Fitri atau Lebaran kurang lengkap tanpa aneka hidangan berat dan kue. Setelah sebulan berpuasa, pasti sulit menahan godaan ketupat, opor ayam, rendang, sambal goreng, nastar, kastengel, atau putri salju. Belum lagi es sirup, es buah, dan kawan-kawan.
Menikmati euforia makanan dan kue Lebaran boleh saja tapi jangan sampai lupa diri. Tetaplah waspada dengan risiko kesehatan yang mengintai jika kalap mengonsumsi menu yang tersaji di meja.
Baca juga:
3 Tips Mudik Lebaran Berjalan Lancar Tanpa Kendala
Dokter ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta, dr. Marya Haryono, Mgizi, SpGk. memperingatkan Lebaran, terutama pada hari pertama dan kedua, erat kaitannya dengan makanan enak padat kalori, tinggi lemak jenuh, lemak trans, juga karbohidrat sederhana seperti gula. Jika dikonsumsi terus menerus, maka akan memberi efek kesehatan bagi tubuh.
“Satu atau dua hari pertama Lebaran membuat kita berisiko overkalori. Bila ini berlangsung selama beberapa hari, tentunya kalori berlebihan tersebut akan tertimbun di dalam tubuh. Efeknya, berat badan bertambah. Tetapi efek yang paling penting bagi kesehatan, peningkatan kadar gula darah, hati-hati khususnya pada penderita diabetes melitus, serta terganggunya profil lipid darah, seperti kolesterol dan trigliserida (jenis lemak yang ada dalam tubuh di samping kolesterol),” papar Marya.
ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Marya menekankan untuk tetap mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, termasuk ketika Lebaran dan berlanjut sesudahnya. Yang harus diperhatikan, hindari konsumsi karbohidrat berlebih dan mengonsumsi serat dari sayur dan buah segar.
Sumber karbohidrat berlebihan adalah nasi, lontong, ketupat, kentang, pasta, kue bolu, kue kering, minuman manis, seperti sirup, soda, atau olahan lain yang menggunakan gula. Patut diingat, kue kering, bolu, dan keik selain menjadi sumber karbohidrat juga merupakan sumber lemak trans serta lemak jenuh.
Artikel lain:
Tips Merencanakan Libur Lebaran dengan Anak-anak
Kuncinya, Anda harus tahu kapan saatnya mengerem nafsu makan serta mengenali gejala gangguan kesehatan yang mengintai. Marya menerangkan bahwa beberapa penyakit memiliki gejala khas sehingga mudah dikenali. Kencing manis, misalnya, gejalanya sangat khas, yakni sering lapar, sering buang air kecil, dan sering merasa haus.
“Gejala tambahan lainnya luka yang susah sembuh, keputihan, gangguan penglihatan, serta perubahan berat badan secara drastis. Namun untuk mengetahui pastinya, apakah gula darah tinggi atau profil lipid tinggi harus diperiksa di laboratorium. Syaratnya, Anda puasa beberapa jam sebelum pemeriksaan,” Marya menjelaskan.
Ia menambahkan, menimbang berat badan juga penting untuk mengetahui apakah tubuh tergolong berisiko terkena penyakit.