CANTIKA.COM, Jakarta - Orang tua tak jarang menerapkan pola asuh yang keras dan ketat pada anak. Alasannya, ingin anak disiplin dan mandiri.
Tidak ada orang tua yang ingin melihat anaknya tak berdaya dan tak mampu mengatasi tantangan hidup. Ternyata hal ini salah. Perlakukan yang keras berdampak negatif pada anak.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Child Development menunjukkan bahwa orang tua yang keras, hukuman fisik dan verbal yang diberlakukan pada anak-anak, berdampak negatif pada keberhasilan anak di sekolah.
Baca juga:
3 Aspek Tradisional Pola Asuh Kate Middleton dan Pangeran William
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang dipukul oleh orang tua, mereka lebih agresif dan cenderung menderita kecemasan dan depresi. Hal ini mengakibatkan anak mengalami masalah dalam belajar dan berinteraksi dengan orang lain di kemudian hari.
Rochelle Hentges dari Universitas Pittsburgh di Amerika Serikat mengatakan penelitian mereka menunjukkan anak-anak yang mengalami pola asuh keras dan ketat cenderung perilakunya bermasalah, dilansir CNN. Bila mengalami perilaku keras dari orang tua di kelas 7, anak laki-laki cenderung untuk mencuri dan memukul orang lain, sedangkan anak perempuan cenderung terlibat dalam kegiatan seksual ketika mereka berada di kelas 11.
Anak-anak ini juga berisiko putus sekolah. Studi ini diikuti responden selama bertahun-tahun dan fokus pada remaja. Para peneliti percaya hasil penelitian akan sangat membantu dalam memahami implikasi perilaku keras orang tua terhadap anak.
Artikel lain:
Ingat 5 Hal Jika Berdebat dengan Pasangan tentang Pola Asuh Anak
Hentges mengatakan membatasi perilaku fisik dari orang tua dapat membuat anak merasa mempunyai dukungan yang baik di rumah. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan anak pada orang lain yang dapat mempengaruhi saat mereka dewasa.
Asisten profesor Qing Zhou mengatakan pola asuh otoriter dapat menyebabkan anak mempunyai kemampuan sosial yang buruk, merasa cemas dan tertekan, dilansir UC Berkeley. Zhou mengatakan orang tua yang sukses dapat dilihat dari segi kesehatan mental.