CANTIKA.COM, Jakarta - Salah satu penyebab anemia adalah kekurangan zat besi dalam tubuh. Zat besi adalah mikronutrien yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk komponen haem pada Hemoglobin (Hb) darah. Zat besi juga ikut berperan dalam perkembangan otak, pertumbuhan motorik hingga daya tahan tubuh.
Di dalam tubuh sendiri ada cadangan zat besi yang disimpan di dalam hati dan jantung. Namun itu tidak akan bisa mencukupi kebutuhan harian zat besi.
Kebutuhan zat besi pada anak pun beragam sesuai usianya. Untuk bayi berusia 1-12 bulan membutuhkan zat besi 11mg/hari. Di usia 1-3 tahun dibutuhkan zat besi sebanyak 7mg/hari. Lalu, di usia 4-8 tahun 10mg/hari. Dan, di usia 9-13 tahun butuh zat besi 8 mg/hari.
“Zat besi yang berasal dari makanan hewani lebih mudah diserap tubuh dibandingkan makanan nabati. Contohnya daging merah, hati, ikan mas, ikan tongkol, ikan tuna, ikan salmon, tiram, dan telur. Untuk jenis makanan nabati, ada bayam, kacang-kacangan, kedelai, tahu, pisang sampai jambu biji,” ucap dokter Rini Sekartini spesialis anak dan kandungan di Seminar Edukasi Umum Sangobion di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu 3 Juli 2019.
Prof.Dr.dr Rini Sekartini, Sp.A(K) di acara Seminar Edukasi Umum Sangobion, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu 3 Juli 2019. Tempo/Silvy Riana Putri
Menurut dokter Rini, 100 gram daging merah tanpa lemak mengandung sekitar 2 mg zat besi. Hati sapi 100 gram mengandung sekitar 5mg zat besi. Atau 100 gram bayam mengandung lebih dari 2mg zat besi. Dari hasil penelitian tersebut mengungkapkan pentingnya suplemen zat besi diberikan sejak dini pada anak.
“100 gram daging hanya mengandung 2 mg zat besi. Kalau bayi butuh zat besi 11 mg, berarti harus makan ½ kg daging. Tentu bayi tidak mungkin makan ½ kg daging. Jadi, kita bisa bantu dengan suplemen zat besi supaya tercukupi kebutuhannya,” paparnya.