CANTIKA.COM, Jakarta - Sejumlah orang tua gemar mengajak anak bermain di taman bermain. Selain berguna untuk merangsang kemampuan motorik dan sensorik buah hati, taman bermain juga bisa diandalkan untuk mengajarkan anak bersosialisasi dengan orang lain.
Bermain di taman bermain seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak maupun orang tua karena mereka bisa menghabiskan waktu bersama-sama. Namun, tak jarang keadaan berubah menjadi menyebalkan ketika sang buah hati terkena masalah atau berkelahi dengan anak lainnya.
Melansir dari laman Purewow, Daniel Post Senning yang merupakan cicit buyut dari Emily Post dan salah satu penulis dari Emily Post’s Etiquette 19th edition membagikan enam etika yang wajib orang tua ketahui saat mengajak anak bermain di taman bermain.
1. Memakai ayunan bergantian dan bergiliran
Di taman bermain, ayunan adalah salah satu wahana favorit anak-anak. Mereka rela antre bahkan terkadang berebut satu dengan yang lainnya demi bisa menaiki ayunan. Bagi Senning, momen ini adalah kesempatan yang baik untuk mengajarkan anak Anda pelajaran tentang berbagi dan bergiliran.
"Sebagai orang tua, ini semua tentang pemodelan perilaku yang baik," katanya. “Anda dapat menjelaskan kepada mereka 'Jika kamu menunggu, kamu juga ingin orang lain menawarkan kamu untuk menaiki ayunan'. atau 'Kami akan dengan sabar menunggu giliran kami’," ungkap Senning.
Dengan begitu pengaturan bermain dapat terasa adil untuk anak-anak yang ada di taman bermain. Jika Anda melihat ada orang lain menyelak giliran anak Anda dan Anda merasa tidak nyaman, Anda bisa berbicara padanya. "Misalnya sesederhana mengatakan, 'Halo, kami tiba di sini lebih dulu dari kamu, dan kami akan pergi dalam lima menit. Terima kasih telah menunggu!" tutur Senning.
2. Kadang Perlu Menengahi Bila Mainan Anak Diambil
Terkadang saat anak Anda bermain dengan mainan, ada anak lainnya yang mengambil mainannya begitu saja. Dalam hal ini, ada dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu membiarkannya atau menengahinya.
Menurut Senning, bila anak Anda masih kecil, Anda perlu turun tangan menengahi mereka. Namun, bila anak Anda, katakanlah sudah berusia lima tahun ke atas, biarkan mereka menyelesaikan sendiri konflik non-fisik yang mereka hadapi.
"Jika Anda akan menengahi mereka, jelaskan dengan lembut kepada anak lainnya bahwa anak Anda sedang bermain dengan mainan itu lebih dahulu dan akan memberi anak itu giliran lain segera," ucap Senning.
Jika ternyata Anda tidak hadir dalam saat konflik tersebut terjadi, hindari menyalahkan anak lain bahkan anak Anda sendiri. Senning menyarankan untuk menanyakan apa yang terjadi kepada keduanya untuk memahami kondisi.
Namun skenario terburuk, jika anak kabur dengan mainan itu, ingatlah bahwa itu bukan tugas Anda untuk mendisiplinkan anak orang lain atau mendapatkannya kembali. "Alih-alih mendisiplinkan anak orang lain, bantu anak Anda memproses perasaan mereka dan terus maju," ujar Senning.
Selanjutnya
Halaman