3. Intervensi Bila Keselamatan Anak dalam Bahaya
Senning mengungkapkan bahwa keamanan adalah prioritas utama saat mengajak anak bermain di taman bermain. "Jika Anda melihat seorang anak dalam bahaya dan tidak ada orang tua yang mengawasinya, tidak apa-apa untuk turun tangan membantu," ungkap Senning.
Tetapi Anda perlu berhati-hati juga. "Ada skala bahaya yang berbeda bagi setiap orang tua," Senning menambahkan. Dengan kata lain, setiap orangtua tahu kemampuan anak mereka sendiri. "Anak mereka mungkin pemberani, jadi sang orang tua mengizinkan mereka untuk melakukan perosotan besar," imbuhnya.
Namun, Anda sebagai orang tua selalu dapat mengawasi keadaan sekitar untuk memastikan bahwa Anda melihat seseorang yang bertanggung jawab atas situasi di dekatnya. "Tetapi jika mereka tampak terganggu dan seorang anak akan terluka, Anda bisa membantunya," ungkap Senning. "Anda bisa mengintervensi dengan mengatakan, 'Apakah ayah atau ibu kamu mengizinkan apa yang kamu lakukan itu?" lanjutnya.
Ilustrasi anak-anak bermain bersama. shutterstock.com
4. Jangan Menghakimi Orangtua Lain yang Bermain Ponsel
Di era yang serba digital ini, orang tua terkadang terlalu fokus dengan smartphone mereka. Anda tidak perlu menghakimi mereka. Namun, dalam situasi tertentu, Anda bisa mengintervensi mereka.
"Itu adalah hal yang masuk akal untuk mengingatkan orang tua yang terdistraksi saat mengawasi anak mereka bermain di taman bermain dan mengingatkan mereka bahwa anak mereka baru saja menyelinap keluar pintu taman bermain," menurut Senning.
5. Hindari Menegur Cara Orangtua Lain Mendidik Anaknya
Kita semua pernah bertemu dengan orang tua yang - entah baik atau buruk - tidak bisa berhenti menantang anak-anak mereka untuk mendorong diri mereka di luar kemampuan mereka, kadang dengan cara yang mengintimidasi. Sebaiknya Anda tidak mengintervensi mereka. "Umpan balik kritis tidak pernah manjur dalam hal itu," jelas Senning.
Sebaliknya, Senning menyarankan untuk menggunakan momen itu untuk merefleksikan diri. "Tanyakan kepada diri sendiri, 'Bagaimana saya bertindak sebagai orangtua terkait perilaku itu?'. Bahkan jika Anda tidak dapat campur tangan, ini bisa menjadi sarana pemeriksaan nurani yang membantu," tutur Senning. Tentu saja, jika keselamatan menjadi perhatian, itu perkara lain.
6. Berbicara Jika Anak Anda Mendorong atau Memukul Anak Lainnya
Tak jarang, anak telibat konflik fisik dengan anak lainnya, misalnya didorong atau dipukul. Dalam keadaan seperti ini, Senning menganjurkan kepada Anda untuk bicara. "Dekati orangtua yang lain dan beri tahu mereka tentang situasinya, " ucap Senning.
Tapi perlu diingat juga, bukan tugas Anda bukan memberi tahu pengasuh apa yang harus dilakukan atau bagaimana cara memperbaikinya. Ini hanya tentang memberi tahu mereka tentang situasinya. "Anda bisa berbicara seperti, 'Saya ingin berbicara dengan Anda sebentar karena ada sesuatu yang baru saja terjadi yang membuat saya khawatir," saran Senning.
Anda juga harus menjelaskan situasinya kepada anak Anda yang terkena pukulan atau dorongan. "Jelaskan bahwa anak yang lain masih belajar. Dan satu perkelahian bukan berarti mereka tidak bisa berteman. Kita semua sama-sama belajar dalam hal ini," tukas Senning.
GALUH PUTRI RIYANTO
Halaman