CANTIKA.COM, Jakarta - Ada beberapa sebab timbulnya keputihan. Sebelum sampai di sana, kita ketahui dulu keputihan memang kerap muncul setelah darah menstruasi berhenti. Keputihan atau lendir yang keluar dari miss V ini berfungsi membersihkan serta melembapkan vagina, sekaligus mencegah terjadinya infeksi.
Keputihan setelah haid bisa bervariasi pada tekstur dan warnanya, tergantung dari fase-fase dalam satu siklus menstruasi. Meski umumnya normal, ada juga keputihan yang tidak normal dan mengindikasikan adanya gangguan kesehatan.
Simak sejumlah penyebab keputihan setelah masa haid berakhir
1. Sisa darah haid
Setelah darah haid berhenti, kadangkala keluar lendir kecokelatan selama beberapa hari kemudian. Kemungkinan besar, ini adalah sisa darah haid yang masih tertinggal dan dikeluarkan dari rahim. Lendir ini biasanya hanya sedikit dan tidak sampai memerlukan penggunaan pembalut.
2. Infeksi jamur
Infeksi jamur pada miss V bisa terjadi kapan saja. Salah satu gejalanya adalah keputihan setelah haid atau sebelumnya, yang biasa diiringi rasa gatal di miss V.
3. Ovulasi
Bagi yang memiliki siklus haid yang normal (28 hari), sering keluar lendir berwarna agak putih, kemudian menjadi bening selama kira-kira dua minggu setelah hari pertama haid. Keputihan seperti ini bisa menjadi pertanda meningkatnya hormon estrogen sampai terjadi proses ovulasi.
4. Pemakaian pil KB
Kontrasepsi hormonal, sepert pil KB dapat meningkatkan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh kaum hawa. Dampaknya adalah produksi lendir miss V yang lebih banyak, sehingga keputihan lebih sering terjadi.
5. Bacterial vaginosis
Di dalam miss V sebenarnya terdapat bakteri-bakteri yang membantu dalam menjaga kesehatan area intim tersebut. Tapi jika jumlah bakteri baik dan bakteri jahat menjadi tidak seimbang, terjadilah gangguan kesehatan berupa bacterial vaginosis dengan gejala berupa keputihan.
6. Penyakit menular seksual
Keputihan bisa menjadi salah satu gejala penyakit ini. Beberapa jenis penyakit menular seksual yang menyebabkan keputihan adalah klamidia, trikomoniasis, dan gonore.