Berbeda dengan pil kombinasi estrogen dan progesteron, pil KB yang hanya berisi progestin memang ditujukan untuk ibu yang masih menyusui. Beberapa organisasi kesehatan, seperti Badan Kesehatan Dunia (WHO), American Academy of Pediatrics, dan American College of Obstetricians and Gynecologists, telah menyepakati bahwa pil KB progestin cocok digunakan ibu menyusui.
Pil KB progestin tidak memengaruhi produksi ASI. Bahkan pada sebagian ibu menyusui, terjadi sedikit kenaikan jumlah ASI yang dihasilkan ketika menggunakan pil KB ini. Memang, progestin kemungkinan akan tetap masuk ke dalam ASI, tapi jumlahnya sangat kecil. Banyak penelitian hingga saat ini juga tidak menemukan bukti bahwa keberadaan sedikit progestin dalam ASI akan berdampak pada perkembangan bayi.
Penggunaan pil KB progestin bisa dibilang sebagai metode kontrasepsi yang 100% efektif apabila sang ibu masih memberikan ASI eksklusif pada bayinya, belum kembali menstruasi, dan menggunakan pil KB dengan tepat dan sesuai petunjuk.
Bagi para ibu yang ingin memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pada bayinya, disarankan untuk mulai menggunakan pil KB progestin pada enam minggu pascapersalinan. Dalam periode waktu tersebut, produksi ASI diharapkan sudah stabil.
Meski ibu yang menyusui secara eksklusif mulai kembali berhubungan intim sebelum enam minggu pascapersalinan, hal ini biasanya masih dianggap aman meski tanpa kontrasepsi. Kenapa? Alasannya, ibu yang menyusui secara eksklusif tidak akan mengalami ovulasi dalam waktu di bawah enam minggu setelah melahirkan.
Lain halnya jika sang ibu memilih untuk memberikan susu formula pada bayinya (sepenuhnya maupun sebagai selingan ASI). Pada kasus ini, ovulasi mungkin saja terjadi lebih cepat dan sebelum enam minggu. Karena itu, mereka disarankan untuk mulai menggunakan pil KB progestin pada tiga minggu pascapersalinan.
Sama seperti penggunaan pil KB pada umumnya, efek samping pil KB untuk ibu menyusui bisa berupa spotting alias pendarahan ringan pada vagina. Waktu kemunculan spotting biasanya tak terduga. Spotting biasanya muncul saat sang ibu lupa atau terlambat mengonsumsi pil.
Saat sudah rutin menggunakan pil KB untuk beberapa waktu, efek samping ini akan hilang. Namun, penggunaan pil juga bisa menyebabkan menstruasi terhenti untuk sementara pada ibu menyusui.
Apapun jenis pil kontrasepsi yang akan Anda pilih, penggunaannya harus didahului dengan konsultasi dan anjuran dari dokter. Jadi, Anda bisa memperoleh informasi selengkapnya sekaligus menentukan metode KB yang tepat.
Halaman