CANTIKA.COM, Jakarta - Pengaruh media sosial ibarat dua sisi mata uang, ada manfaat yang bisa dipetik ataupun menganggu kesehatan mental seperti yang dikisahkan Hailey Bieber. Istri Justin Bieber ini sering menghapus aplikasi Instagram untuk menjaga kesehatan mentalnya ketika ia merasa terlalu negatif.
Menurut pengakuan model 22 tahun ini, ia merasakan kesulitan dan tidak fokus saat kondisi mentalnya dipenuhi hal-hal negatif di media sosial. Itu sebabnya dia memilih jalan menghapus untuk beristirahat seperti yang disampaikan di laman Emirates247.
Hailey Bieber mengatakan kepada laman Glamor, "Waktu untuk diri sendiri itu sangat penting untuk menjaga kewarasan dan kesehatan mental. Jadi saya sering menghapus aplikasi Instagram, kadang-kadang selama sehari, kadang-kadang seminggu. Saya merasa jauh lebih baik, semakin lama saya menjauh. Saya pikir media sosial seharusnya tidak terlalu banyak menyita waktu saya, jika saya tidak menikmatinya.”
Diungkapkan olehnya Instagram juga memiliki sisi positif seperti pekerjaan atau pertemanan. Oleh karena itu, dia hanya memilih menghapus aplikasi untuk menghindari kecemasan.
Perempuan yang sebelum menikah dengan Bieber bernama Hailey Baldwin ini sebelumnya mengakui bahwa dia berjuang dengan kecemasan sebagai akibat tekanan untuk menjadi sempurna dan mempertahankan penampilan itu.
Perempuan kelahiran 22 November 1996 ini berkata, "Saya mengagumi orang-orang yang maju dan berbicara tentang kegelisahan. Kita semua bergumul dengan itu. Saya pikir sudah ada stigma ini sejak lama. Orang-orang melihat selebriti yang terkenal atau sukses dan berpikir mereka memiliki semuanya dalam sekejap dan mudah. Seperti pemikiran karir yang cemerlang, menghasilkan banyak uang berarti mereka selalu bahagia. Pada kenyataannya tidak selalu seperti itu.”
Lebih lanjut Hailey mengisahkan, "Ada saat-saat negatif di industri ini. Tidak ada yang ingin berbicara tentang apa yang sebenarnya terjadi, dan semua orang beranggapan menutupi tekanan atau menunjukkan citra hidup sempurna terlihat baik-baik saja dari luar itu menjadi risiko pekerjaan. Semua orang berkata, ‘kami benar-benar bahagia, aku bahagia, aku baik-baik saja’, tapi di saat bersamaan mereka merasa remuk di dalam.”