CANTIKA.COM, Jakarta - Hormon berpengaruh besar dalam kehidupan perempuan. Jadi jangan heran jika ada istilah "blame the hormones" ketika perempuan mulai berperilaku sedikit aneh atau sedikit drama. Mulai dari cenderung emosional, mudah marah, hingga ratusan kali lipat lebih sensitif. Tentu saja, ini terkait erat dengan hormon perempuan. Hormon tersebut juga berperan dalam banyak tahap kehidupan, terutama yang paling signifikan fase kehamilan hingga melahirkan.
Pada tubuh perempuan, hormon diproduksi di ovarium dan kelenjar adrenal. Jika Anda belum familiar, kelenjar adrenal ini adalah kelenjar kecil seukuran separuh ibu jari yang terletak di atas ginjal. Meski ukurannya kecil, kelenjar ini menghasilkan banyak hormon perempuan.
Berikut ini tiga jenis hormon perempuan beserta fungsinya.
1. Estrogen
Hormon yang paling identik dengan kaum hawa adalah estrogen. Tak hanya di ovarium, kelenjar adrenal dan sel-sel lemak juga tak ketinggalan menghasilkan estrogen.
Fungsi dari estrogen sangat dominan terutama dalam hal reproduksi dan seksual. Biasanya, hormon estrogen akan semakin dominan ketika seorang perempuan menginjak fase puber.
Ketika puber, seorang perempuan akan mengalami beberapa perubahan pada tubuhnya. Mulai dari pembesaran payudara, pinggul yang lebih lebar, hingga tumbuhnya rambut di area Miss V dan ketiak. Ini terjadi karena pengaruh hormon estrogen.
Tak hanya itu, hormon estrogen juga mengatur siklus menstruasi perempuan. Apabila sel telur tidak dibuahi dalam periode masa subur, level estrogen akan turun drastis dan menstruasi terjadi.
Sebaliknya, apabila sel telur berhasil dibuahi, maka estrogen akan “berkolaborasi” dengan progesteron untuk menghentikan ovulasi selama kehamilan.
Dalam kaitannya dengan pembentukan tulang, estrogen juga tak ketinggalan. Hormon yang satu ini akan bekerja sama dengan vitamin D, kalsium, dan hormon lainnya untuk proses pembentukan tulang secara alami.
Tak berhenti sampai di situ, hormon estrogen juga berpengaruh terhadap cara kerja otak. Ada banyak riset – salah satunya dari National Library of Medicine – yang membuktikan bahwa level estrogen yang rendah menyebabkan mood seseorang berantakan.
2. Progesteron
Hormon perempuan kedua yang juga tak kalah penting adalah progesteron. Ini adalah hormon yang meningkat ketika proses ovulasi dan akan terus naik hingga puncaknya selama proses kehamilan.
Hormon progesteron membantu mengendalikan siklus menstruasi dan mempersiapkan tubuh seorang wanita untuk hamil. Itulah mengapa hormon progesteron kerap berkaitan dengan kesuburan karena memengaruhi lancar tidaknya menstruasi, kehamilan, hingga risiko komplikasi saat hamil.
Progesteron ini pula yang mempersiapkan dinding uterus untuk siap “menerima” sel telur yang telah dibuahi agar bisa tumbuh. Tak hanya itu, hormon progesteron juga mencegah kontraksi otot rahim yang bisa menyebabkan dinding rahim seakan menolak sel telur.
Selama proses kehamilan pun, hormon progesteron juga menjadi stimulus berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara agar siap memproduksi Air Susu Ibu atau ASI.
Ketika proses persalinan, hormon ini akan bergabung dengan hormon relaxin untuk melunakkan ligamen dan otot. Dengan demikian, sang ibu akan semakin siap untuk mengeluarkan bayi.
3. Testosteron
Memang testosteron merupakan hormon yang identik dengan pria. Meski demikian, testosteron juga ada dalam tubuh perempuan dalam jumlah lebih sedikit. Meskipun sedikit, ada banyak hal yang berpengaruh karena keberadaan testosteron. Di antaranya kesuburan, gairah seksual, menstruasi, massa tulang, hingga produksi sel darah merah.
Idealnya, seorang perempuan perlu memiliki 15-70 nanogram per deciliter (ng/dl) testosteron di darah mereka. Apabila terlalu rendah, bisa jadi seseorang akan merasa lemas, susah tidur, tidak bergairah, jadwal menstruasi tidak lancar, masalah kesuburan, hingga vagina terasa kering.