CANTIKA.COM, Jakarta - Selain mudah mual dan nafsu makan meningkat, dinyatakan oleh suatu survei bahwa 39 persen ibu hamil mengalami sakit kepala ringan hingga berat. Memang obat-obatan yang tentunya diresepkan dari dokter bisa meredakan sakit kepala, namun ada pilihan alami tanpa bantuan obat-obatan.
Di antaranya lebih banyak tidur, istirahat, dan relaksasi, makan secara teratur dengan mengonsumsi asupan bergizi seimbang, minum banyak air agar tetap terhidrasi, dan meletakkan kompres dingin di belakang leher.
Ibu hamil juga bisa mandi air hangat, pijat leher dan bahu, melakukan aktivitas fisik secara rutin, seperti berjalan-jalan di sekitar rumah, dan menghindari stres. Terapi biofeedback yang dapat membantu mengendalikan fungsi tubuh tertentu, seperti ketegangan otot, detak jantung, dan tekanan darah untuk mencegah atau mengurangi sakit kepala. Tindakan ini dapat dilakukan oleh fisioterapis.
Baca Juga:
Umumnya sakit kepala saat hamil tidak berbahaya, namun pada sebagian kasus bisa mengindikasikan adanya bahaya. Ketika sakit kepala disertai dengan pusing, penglihatan kabur atau blind spot, maka Anda harus mulai waspada dan menghubungi dokter karena kondisi tersebut merupakan tanda dari preeklampsia.
Ibu hamil yang terkena preeklampsia mengalami sakit kepala menyerupai migrain yang berdenyut, mual, dan peka terhadap cahaya atau suara. Jika preeklampsia semakin parah, kondisi ini bisa menyebabkan masalah hati dan jumlah trombosit menjadi rendah hingga menyulitkan proses pembekuan darah.
Bahkan, preeklampsia juga dapat berkembang menjadi eklampsia yang bisa menyebabkan kejang, kebutaan ataupun koma. Ini tentu dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin.
Selain itu, jika sakit kepala parah timbul secara tiba-tiba disertai dengan mati rasa, nyeri dada, mulas, pembengkakan atau demam, segera cari pertolongan medis. Sebab, ini dapat menjadi tanda adanya masalah pada kehamilan Anda. Akan lebih baik jika Anda selalu berkonsultasi pada dokter ketika terjadi suatu gejala yang tidak biasa selama kehamilan.