CANTIKA.COM, Jakarta - Aksesori salah satu item yang melekat dalam berpenampilan untuk sejumlah perempuan. Salah satunya ialah Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi yang dalam berbagai kesempatan baik acara kasual atau resmi kenegaraan kerap mengenakan mutiara lokal khas Indonesia.
Contohnya belum lama ini saat kunjungan dari Afghanistan dalam acara The Dialogue on the Role of Women in Building and Sustaining Peace pada akhir November 2019 silam, ia mengenakan kalung mutiara barok. Kalung itu jadi bagian penampilan simpel monokrom ala Retno Marsudi. Ia terlihat mengenakan kemeja putih, celana palazzo warna hitam dan ikat pinggang model obi warna merah bata.
Salah satu jenis mutiara yang sering dipakai perempuan kelahiran Semarang ini ialah jenis baroque atau barok dari Lombok Nusa Tenggara Barat. Di beberapa kesempatan, ia kerap memakai giwang atau kalung mutiara barok untuk melengkapi penampilannya.
Retno Marsudi saat kunjungan ke Afganistan. Instagran/@retno_marsudi
Mutiara barok mulai digemari di Indonesia sejak tahun 2005-an. Sebelumnya masih ada anggapan jika mutiara barok termasuk jenis yang gagal karena bentuknya berbeda. Namun belakangan ini mutiara barok yang dihasilkan dari budidaya kerang air laut asin ini menjadi lebih bernilai dan banyak dipakai penggemar mutiara.
Desainer perhiasan Emylia Maisa mengatakan jika mutiara barok memang banyak penggemarnya, bentuknya beragam dan memudahkan kita mendesain mutiara mau dikombinasikan dengan bebatuan jenis apa.
Tidak seperti mutiara yang lazim kita temui bertekstur halus dan warna putih, mutiara barok bentuknya unik, tidak teratur, tidak bulat, dan bergelombang. Warnanya pun tidak mengkilat putih bersih, tapi cenderung putih tulang.
Emylia Maisa pemilik brand perhiasan mutiara Miss Mysa Accesories saat ditemui di Jakarta, Jumat 6 Desember 2019 (TEMPO / Eka Wahyu Pramita)
"Barok kalau sudah dikombinasikan dengan ornamen lain atau batuan warna-warni akan membuat look barok jadi tidak biasa. Malah tidak kalah menarik dengan mutiara yang putih," ucap Emylia yang ditemui di Jakarta, Jumat 6 Desember 2019.
Begitu juga saat memadupadankan dengan busana yang dipakai. Warna dan motif barok lebih fleksibel di-mix and match. Misalnya jika pakaian bermotif polos, bisa pakai dalam bentuk kalung yang mencolok, tapi kalau baju sudah ramai motif bisa pakai bros atau choker.
"Jadi bisa dipadupadankan dengan gaya apa saja asal sesuai desain dan juga selera si pemakai," pungkas Emylia yang telah bergelut dengan kekhasan mutiara dari berbagai daerah di Indonesia.