CANTIKA.COM, Jakarta - Kasus dehidrasi atau kekurangan cairan mungkin sudah sering kita dengar. Namun terlalu banyak minum air putih atau overhidrasi rupanya juga berisiko bagi kesehatan manusia.
Terlalu banyak minum air putih bisa menyebabkan seseorang keracunan hingga yang paling fatal, yaitu kematian.
Overhidrasi atau terlalu banyak minum air putih akan menurunkan kadar garam dan elektrolit lain dalam tubuh. Saat sodium atau kadar garam terlalu rendah, overhidrasi sangat rentan terjadi.
Lebih jauh lagi, saat elektrolit turun drastis akibat terlalu banyak minum air putih, risikonya cukup signifikan. Bahkan ada kemungkinan seseorang meninggal dunia karena terlalu banyak minum air putih, meskipun jarang terjadi.
Berdasarkan kasusnya, ada dua jenis overhidrasi, yaitu terlalu banyak minum air putih dan akumulasi air.
Yang pertama, kondisi ini terjadi saat seseorang terlalu banyak minum air putih dibanding yang bisa disaring oleh ginjal lewat urin. Konsekuensi lainnya adalah terlalu banyak kadar air di aliran darah seseorang. Hal ini juga bisa terjadi jika cairan masuk melalui pembuluh darah atau intravena (IV).
Kondisi berikutnya terjadi apabila tubuh tak bisa mengeluarkan cairan yang masuk dengan baik. Terkadang, beberapa jenis penyakit tertentu bisa membuat tubuh memiliki akumulasi air.
Kedua jenis overhidrasi ini berbahaya karena dapat merusak keseimbangan antara air dan sodium dalam darah.
Penyebab overhidrasi
Penyebab utama terjadinya overhidrasi adalah saat cairan dalam tubuh tidak seimbang. Artinya, terlalu banyak minum air putih atau ada penumpukan cairan dalam tubuh. Di sisi lain, ginjal tak bisa mengeluarkan cairan lewat urin dengan maksimal.
Ketika terlalu banyak cairan dalam tubuh, maka substansi elektrolit yang penting dalam darah bisa terganggu. Biasanya, hal ini rentan terjadi pada atlet marathon dan triathlon yang bisa jadi terlalu banyak minum air putih sebelum dan saat bertanding.
Memang benar, risiko overhidrasi rentan terjadi pada atlet. Para pakar medis menyarankan agar atlet berpatokan pada rasa haus untuk menentukan kapan mereka harus minum atau tidak.
Selain atlet, orang-orang yang profesinya rentan menyebabkan overhidrasi adalah tentara, pendaki gunung, dan juga pesepeda.
Beberapa penyakit yang membuat seseorang rentan merasa haus dan mengalami overhidrasi adalah gagal jantung kongestif, masalah liver, gangguan ginjal, diabetes, skizofrenia, dan konsumsi obat-obatan terlarang.
Berapa banyak minum air putih yang ideal?
Idealnya, konsumsi cairan yang ideal per harinya adalah 8-13 gelas per hari. Meski demikian, ukuran tersebut tidak bisa disamaratakan. Ada perbedaan kebutuhan cairan bergantung pada usia, berat badan, jenis kelamin, cuaca, aktivitas yang dilakukan, dan kondisi kesehatan tubuhnya secara keseluruhan.
Tidak ada formula pasti tentang berapa banyaknya minum air putih yang ideal bagi setiap orang. Ada banyak situasi yang harus diperhitungkan, seperti saat berada di cuaca ekstrem, melakukan aktivitas fisik berat yang biasanya tidak dilakukan, atau saat sedang sakit.
Pada orang sehat, urin adalah indikator penting untuk mengetahui apakah tubuh cukup terhidrasi. Tidak kurang, tidak juga berlebih. Warna urin kuning pucat seperti perasan air lemon adalah indikator yang sehat.
Apabila warna urin lebih pekat, perlu tambahan asupan cairan. Sementara urin yang tidak berwarna berarti overhidrasi.
Gejala terjadinya overhidrasi
Pada tahap awal, gejala terjadinya overhidrasi bisa tidak dirasakan penderitanya. Namun saat menjadi semakin parah, maka gejalanya yang bisa terjadi adalah sakit kepala, mual dan muntah, merasa bingung dan disorientasi, otot lemah, kejang, tidak sadarkan diri, dan koma.
Apabila terdeteksi seseorang mengalami overhidrasi, maka dokter akan segera meminta mengurangi asupan cairan. Apabila overhidrasi terjadi karena penyakit tertentu, maka pengobatan untuk penyakit tersebut disarankan untuk berhenti sementara.
Dengarkan sinyal tubuh baik rasa haus dan warna urin untuk tahu kapan tubuh perlu cairan dan kapan sudah cukup. Apabila rasa haus terjadi karena menderita penyakit atau konsumsi obat tertentu, konsultasikan pada dokter adakah alternatif yang lebih baik.