CANTIKA.COM, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim Makarim memaparkan konsep besar sistem penilaian yang akan menjadi pengganti Ujian Nasional (UN) pada 2021 saat rapat bersama Komisi X DPR RI pada Kamis 12 Desember 2019.
Mendikbud Nadiem mengemukakan, penilaian ini akan fokus pada kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.
Penilaian bakal mengacu pada tolok ukur yang termuat dalam Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS). Yaitu penilaian berfokus pada kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.
Kebijakan penggantian UN ini tentu mengundang pro dan kontra di masyarakat. Sebab sudah ujian standarisasi kelulusan ini sudah ada lebih dari tiga dekade. Selain civitas academica, stakeholders, dan pengamat yang berbicara, figur publik yang concern terhadap penggantian itu mengemukakan pendapat, salah satunya Sophia Latjuba.
Ibu dua putri ini menyampaikan dukungnya UN diganti dengan pertimbangan tingkat stres yang melanda anak-anak saat mempersiapkan UN. Hal itu diungkapkan saat menjadi salah satu dari enam panelis yang hadir di acara Mata Najwa bertajuk Menguji Ujian Nasional pada Rabu 18 Desember 2019.
Acara Mata Najwa bertajuk Menguji Ujian Nasional pada Rabu, 18 Desember 2019. YouTube.com/Najwa Shihab
“Pak, proses ke ujian nasional itu merusak, bukan ujian nasional-nya saja. Proses yang menuju. Satu tahun mereka hanya bimbel, bimbel, bimbel. Stres, stres, stres. Tiap hari ada korban,” ucap Sophia kepada Anggota komisi X DPR RI dari Fraksi Gerindra Sudewo yang berada di samping kirinya.
“Ini harus segera dihapus. Sama seperti global warming. Something has to be done today. Not tahun depan, not dua tahun depan,” tambah perempuan berusia 49 tahun ini.
Lalu Sudewo pun menanggapi, “Ini yang disampaikan Mbak Sophia ini beda konteks. Beda konteks, gitu.”
Kemudian Najwa Shihab selaku presenter dan moderator menanggapi pernyataan Sudewo mengenai jangan terburu-buru mengganti UN di 2021, “Tapi tadi kata Mbak Sophia waktunya sudah telat kalo tidak dihapus sekarang, waktunya tambah lama perusakannya terjadi,”
Sudewo kembali merespons, “Tidak harus. Ini emosional, emosional. Misalnya seperti saya katakan.”
“Wis, jangan bilang emosional,” kata Najwa.
Sophia Latjuba pun menimpali, “Saya pernah ada di sana 2005, Pak. Saya lihat korbannya.”
SILVY RIANA PUTRI | DEWI NURITA