CANTIKA.COM, Jakarta - Ponsel menjadi kebutuhan dasar setiap orang. Bahkan kadang pemakaian gadget atau gawai juga sering dijadikan senjata andalan orang tua agar anak tidak rewel. Padahal, apabila anak terlalu sering menggunakan gawai, apalagi tanpa diawasi, ada banyak bahaya yang mengintai, termasuk kecanduan gawai.
Kecanduan gawai pada anak, bisa memicu gangguan emosional. Sebab itu, orang tua perlu melakukan pencegahan kondisi ini sejak dini, sebelum adiksi anak semakin parah. Meski sebenarnya penggunaan gawai tidak selalu memberikan dampak buruk.
Ibarat dua sisi mata uang, ponsel, dapat memberi manfaat karena konten edukasi yang mudah diakses, namun juga bisa berdampak buruk apabila anak mengakses banyaknya konten yang tidak sesuai usia.
Pada tahun 2018, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan bahwa kecanduan gawai masuk sebagai gangguan kesehatan mental. Seorang anak dapat dicurigai mengalami kecanduan gawai, apabila ia menunjukkan gejala-gejala seperti ketidakmampuan mengontrol keinginannya untuk bermain gawai, pola tidur dan kualitas tidurnya sudah terganggu akibat main gawai, menjadi tidak senang melakukan aktivitas fisik atau olahraga, dan jumlah interaksi sosial dengan lingkungan sekitarnya menurun.
Meski begitu, belum tentu semua anak yang mengalami gejala serupa sudah pasti mengalami kecanduan. Karena kondisi ini adalah penyakit, maka diperlukan diagnosis pasti dari dokter untuk memastikannya. Selama orangtua aktif dalam membatasi dan mengatur penggunaan gawai pada anak, kecanduan pada gawai bisa dicegah. Memang tidak mudah.
Dokter spesialis anak Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Utara, Felix, memberikan beberapa tips untuk mencegah anak kecanduan gawai.
1. Jadilah contoh yang baik untuk anak
Anak belajar dengan mencontoh orang tua. Jika Anda tidak ingin anak kecanduan gawai, maka Anda juga perlu menunjukkan hal yang sama. Mulai sekarang, coba hindari bermain gawai saat sedang berkumpul dengan anak.
2. Batasi waktu penggunaan gawai
"Dalam hal membatasi penggunaan gawai, Anda perlu bersikap tegas. Berikan batas waktu maksimal untuk anak bermain gawai, yaitu dua jam setiap hari. Semakin lama waktu bermain, semakin besar risiko anak mengakses konten negatif," ujar dokter Felix.
Hindari memberikan gawai secara penuh kepada anak. Latih anak agar meminta izin terlebih dahulu dan mengembalikannya dengan baik setelah selesai digunakan.
3. Jangan biarkan anak main gawai tanpa pengawasan
Saat anak menggunakan gawai, Anda perlu mengawasinya dan jangan hanya dibiarkan begitu saja. Mengawasi juga bukan berarti berada di dekatnya sepanjang waktu.
"Anda bisa menggunakan software atau piranti lunak untuk menyaring maupun memblok situs yang mengandung konten yang tidak sesuai dengan anak, seperti pornografi dan kekerasan," tambahnya.
"Anda juga bisa memantau situs yang dikunjungi anak dengan melihat riwayat situs yang dibuka dan mengaktifkan piranti lunak penyaring tersebut."
4. Tetapkan wilayah bebas gawai
Cara lainnya adalah dengan menetapkan wilayah bebas gawai di rumah dan berikan pengertian kepada anak dan anggota keluarga yang lain. Buatlah larangan penggunaannya di tempat tertentu, misalnya di meja makan, mobil, dan kamar tidur.
5. Ajari anak untuk menahan diri
Ajarkan anak ntuk menahan diri agar tidak terus-menerus bermain gawai. Saat anak mampu menahan diri, berikan ia apresiasi dalam bentuk pujian ataupun reward lainnya.
6. Ajak anak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
Salah satu dampak negatif penggunaan gawai adalah menurunnya interaksi sosial anak dengan lingkungan sekitarnya. Untuk mencegah hal ini terjadi, orang tua dapat mencoba mengundang anak-anak di lingkungan sekitar untuk berkunjung ke rumah dan bermain bersama anak.
Atau sebaliknya, ajak anak berkunjung ke rumah kerabat yang mempunyai anak seusianya. Hal itu akan memberikan anak lebih banyak akses untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
7. Berikan aktivitas yang menarik sebagai pengganti main gawai
Anda juga bisa mengajak anak untuk melakukan kegiatan menarik lainnya agar pikiran anak teralihkan dari gawai. "Misalnya dengan mengajak anak mengikuti les menari, renang, kelas musik ataupun aktivitas menarik lainnya yang sesuai dengan minat dan bakatnya," ujarnya.
Apabila berbagai tips itu telah dilakukan tapi tidak memberikan dampak positif yang maksimal, bisa jadi anak Anda akan mengalami kecemasan dan depresi. Hal tersebut menandakan bahwa Anda harus mengajak anak berkonsultasi dengan dokter maupun psikolog.
Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan rekomendasi terbaik untuk mengatasi kecemasan dan kecanduan yang terjadi akibat gawai.