CANTIKA.COM, Jakarta - Setelah melahirkan ibu tidak hanya mengurus buah hati, tapi juga merawat diri sendiri. Bagi yang melahirkan dengan operasi caesar misalnya, ibu harus merawat luka bekas jahitan. Perawatan bekas jahitan caesar juga harus seksama untuk menghindari terjadinya infeksi.
Seperti halnya semua infeksi lain, bekas jahitan operasi caesar akan bermasalah apabila ada bakteri di area luka tersebut. Jika bakteri menyebar, maka infeksi juga bisa terjadi tak hanya pada bekas jahitan saja, tapi juga pada perut dan uterus.
Biasanya, gejala bekas jahitan caesar bermasalah akan terdeteksi dalam waktu beberapa hari setelah persalinan berlangsung. Beberapa gejala infeksi di antaranya kemerahan pada bekas jahitan, bekas jahitan bengkak atau terasa keras, rasa nyeri hanya di titik yang spesifik saja, bukan pada seluruh luka, keluar cairan atau nanah dari bekas jahitan, bekas jahitan berdarah, demam, nyeri perut serta keputihan dengan aroma tidak sedap.
Umumnya, operasi caesar yang direncanakan memiliki risiko lebih rendah ketimbang operasi caesar darurat. Alasannya, baik pihak dokter maupun pasien sama-sama punya waktu untuk mempersiapkan operasi.
Selain itu, ada juga beberapa faktor risiko yang rentan menyebabkan bekas jahitan caesar bermasalah seperti obesitas, diabetes, pernah menjalani operasi caesar sebelumnya, mengonsumsi obat imunosupresan untuk menekan sistem imun, kebiasaan merokok, atau alergi terhadap antibiotik penisilin.
Bagi ibu hamil yang sudah merencakan operasi caesar, biasanya dokter akan meminta mandi dengan sabun antibakteri khusus sebelum proses persalinan berlangsung.
Tak kalah penting, pemberian antibiotik secara berkala sebelum operasi caesar dapat mengurangi risiko infeksi pada rahim. Setiap persiapan sebelum operasi caesar sangat penting untuk mengurangi risiko terjadinya masalah di kemudian hari.
Bentuk persiapan ini bisa berbeda antara satu ibu hamil dan lainnya, bergantung pada kondisi kesehatan dan rekam medisnya. Contohnya ibu hamil yang diabetes dan akan menjalani operasi caesar akan diminta mengendalikan kadar gula darah beberapa hari jelang dan setelah operasi dilakukan.
Meskipun termasuk dalam operasi besar, bekas jahitan caesar relatif kecil. Insisi akan dilakukan di bawah garis rambut pusar dengan bentuk horizontal. Ukurannya seukuran kepala bayi, yaitu sekitar 10-15 cm.
Setelah persalinan, dari waktu ke waktu bekas jahitan caesar yang semula berwarna kemerahan atau keunguan perlahan akan memudar dan menjadi garis tipis. Untuk menjaga agar bekas jahitan caesar tidak mengalami infeksi, berikut ini cara merawat yang harus diperhatikan.
1. Jaga kebersihannya
Pastikan bekas jahitan operasi caesar tetap tertutup dan bersih hingga seminggu setelah persalinan. Saat mandi, setidaknya selama seminggu pertama jaga agar bekas jahitan tidak terkena air. Di kemudian hari, jangan pula menggosok bekas jahitan caesar dengan handuk.
2. Sirkulasi udara yang baik
Paparan udara dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka. Sebisa mungkin, beri udara pada bekas jahitan misalnya dengan mengenakan pakaian yang longgar.
3. Jangan beraktivitas terlalu berat
Hingga 2 minggu pertama, jangan membawa beban terlalu berat karena dapat mengganggu proses penyembuhan. Selain itu, hingga 6 minggu pertama, jangan melakukan aktivitas fisik terlalu berat karena dapat menyebabkan iritasi pada bekas jahitan.
4. Tetap aktif bergerak
Meskipun Anda disarankan untuk menghindari aktivitas fisik terlalu berat, usahakan agar tetap aktif bergerak. aliran darah yang lancar dapat membantu proses penyembuhan serta mencegah penyumbatan darah.
5. Jangan menggaruk bekas jahitan caesar
Ketika terasa gatal, hindari menggaruk area bekas jahitan operasi caesar. Apabila terasa gatal, aplikasikan krim yang aman di sekitar luka. Atau Anda bisa kompres dengan es batu yang dibalut dengan handuk selama 5-10 menit.
Selain itu, mengonsumsi makanan bernutrisi dapat mempercepat proses penyembuhan. Operasi caesar termasuk operasi yang paling aman dan sering dilakukan.