CANTIKA.COM, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) bersama sejumlah komunitas kembali menggelar kampanye untuk mencegah pelecehan seksual di ruang publik. Kali ini kampanye digelar melibatkan Komunitas perEMPUan dan Komunitas Anker Twitter dalam kegiatan bertajuk Transportasi Yang Aman Untuk Semua, di Stasiun Jakarta Kota, Jumat, 27 Desember 2019.
Dalam kampanye terebut, PT KCI memaparkan berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mencegah pelecehan seksual. Menurut VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba sebagai pengguna KRL, jika ingin merasa aman dari kasus pelecehan seksual, maka tidak cukup hanya mengandalkan fungsi gerbong khusus perempuan.
"Pelecehan bisa menimpa siapa saja, walau di lapangan lebih banyak perempuan yang menjadi korban," kata Anne.
Anne Purba menjelaskan langkah-langkah pihaknya dalam kampanye mencegah pelecehan seksual ini. Salah satunya membuat media sosialisasi pencegahan pelecehan seksual di 80 stasiun KRL. Dengan adanya media sosialisasi tersebut, pengguna jasa KRL bisa mendapatkan edukasi bagaimana mencegah, hingga bagaimana membantu diri sendiri maupun orang lain yang menjadi korban pelecehan.
PT KCI juga menurunkan sejumlah petugas di beberapa titik stasiun untuk memberikan edukasi pada pengguna KRL. "Selain itu, secara berkala berbagai edukasi terkait pencegahan pelecehan seksual juga tayang pada media sosial KCI dan televisi di dalam KRL," ujar Anne.
VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba saat ditemui usai sosialisasi kampanye mencegah kekerasan seksual di transportasi publik di Jakarta, Kamis 27 Desember (TEMPO/Foto: Eka Wahyu Pramita)
Dalam dua tahun terakhir PT KCI juga senantiasa menggelar kampanye Komuter Pintar Peduli Sekitar dalam menyambut peringatan Hari Perempuan Internasional. Tak hanya untuk penumpang, KCI juga melakukan kampanye sedari dini untuk anak sekolah di beberapa sekolah dasar di Jabodetabek. "Di Depok kami juga membuka program khusus bagi pelajar yang ingin mengunjungi PT KCI," ucap Anne
Selain dari pengguna KRL, upaya teknis juga mesti dipikirkan. Selama ini yang telah dilakukan PT KCI adalah dengan memasang CCTV di sekitar 40 titik stasiun.
"Sebelumnya pernah juga ya diaktifkan panic button atau tombol darurat yang terhubung ke gerbong masinis. Tapi saat diujikan justru jadi mainan penumpang yang efeknya membuat bingung petugas," imbuh Anne.
PT KCI bersama komunitas berharap berbagai upaya kampanye dan kegiatan semacam ini dapat mendorong keberanian dari korban maupun saksi untuk bertindak melawan pelaku dan melaporkannya ke pihak-pihak yang berwenang.
"Dari kami selain pendampingan korban saat lapor pertama kali usai kejadian di ruang Kepala Stasiun, kami juga melakukan pendampingan hingga ke pihak berwenang," ucap Anne.
Dari catatan KCI sendiri, keberanian saksi maupun korban untuk melaporkan pelecehan yang dialami mulai terlihat. Merujuk data PT KCI, pada tahun 2019 ini terdapat 35 kasus yang dilaporkan. Tahun 2018 terdapat 34 kasus, sementara 2017 ada 18 kasus.