CANTIKA.COM, Jakarta - Hujan yang mengguyur sekitarnya sejak Selasa, 31 Desember 2019, menyebabkan banjir Jakarta di hari pertama 2020. Hati-hati, banjir bisa menyebabkan serangan berbagai macam penyakit. Contohnya saja leptospirosis alias kencing tikus, demam berdarah, ISPA, diare hingga alergi.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, dalam pesan singkatnya menjelaskan tiga faktor yang mempengaruhi kerentanan seseorang terkena penyakit.
1. Faktor daya tahan tubuh
Ketika terjadi pengungsian akibat banjir, kondisi kebersihan lingkungan, makanan, dan minuman yang dikonsumsi pengungsi sangat tidak memadai. "Sehingga akan berpengaruh pada daya tahan tubuh para pengungsi," ujar Ari, yang mendapatkan referensi Fellow dari American College of Physician.
Selain itu, menurutnya para pengungsi tidur dengan alas yang tidak memadai. Kondisi ini meningkatkan kerentanan terhadap penyakit-penyakit pascabanjir. Cuaca yang tidak mendukung juga dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang walaupun tidak terkena langsung dampak banjir.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat memperburuk kondisi masyarakat adalah cuaca. Saat ini, hujan dan angin kencang masih melanda DKI Jakarta. Menurut Ari, dampak buruk ini terutama dialami oleh bayi, anak-anak, dan orang tua.
"Belum lagi lingkungan sekitar banjir yang kotor dengan sampah bertebaran di mana-mana," kata spesialis gastroenterologi ini. Genangan air akan mengundang lalat dan kecoa. Hal ini berpotensi mencemari makanan dan minuman.
3. Faktor bakteri
Faktor agen pembawa penyakit yang banyak dijumpai akibat bencana banjir adalah lalat, tikus, bakteri, dan kotoran yang menyebabkan tercemarnya air bersih. Tikus merupakan agen pembawa penyakit Leptospirosis yang ditularkan melalui kotoran dan kencing tikus yang bercampur dengan genangan banjir.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA