CANTIKA.COM, Jakarta - Banjir melanda beberapa kawasan di Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu, 1 Januari 2020. Ribuan warga mengungsi karena banjir tersebut. Setelah banjir surut, salah satu rencana yang muncul di pikiran adalah untuk kembali ke rumah dan membersihkannya.
Anda mungkin hanya melihat lumpur maupun sisa-sisa genangan. Namun ternyata, ada sejumlah risiko penyakit di sana. Entah itu karena air yang tercemar, maupun bahan makanan di kulkas yang akhirnya basi akibat pemadaman listrik.
Berikut beberapa gangguan kesehatan yang harus diwaspadai usai terkena banjir
1. Infeksi mematikan
Berjalan di dalam rumah yang masih terendam air, ternyata bisa membawa dampak mematikan bagi penderita diabetes terutama yang memiliki luka pada penderita diabetes. Sebab, para penderita penyakit ini berisiko mengalami infeksi yang berakibat fatal. Untuk mengantisipasinya, pemberian vaksin Tdap pun disarankan.
Vaksin ini bisa melindungi tubuh dari penyakit tetanus, difteri, dan pertusis. Jadi jika memungkinkan, sebelum Anda kembali ke rumah pascabanjir, temui petugas medis untuk meminta vaksin Tdap.
2. Keracunan karbon monoksida
Direktur eksekutif Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Association), Dr. Georges C. Benjamin menyarankan untuk tidak menggunakan tabung gas, ketika kompor sudah rusak akibat banjir. Sebab, hal tersebut bisa memunculkan karbon monoksida.
Timbulkan gas karbon monoksida tersebut bisa menyebabkan keracunan, bahkan berujung pada kematian.
Selain itu, penggunaan genset ternyata juga bisa meningkatkan risiko keracunan karbon monoksida. Sebab, sumber listrik darurat ini memproduksi karbon monoksida dalam kadar tinggi. Oleh karena itu, hindari pemasangan genset di ruang tertutup.
3. Keracunan makanan
Ketika kembali ke rumah setelah banjir, salah satu hal yang harus Anda periksa adalah kondisi bahan makanan di dalam kulkas. Jika aliran listrik padam selama jangka waktu tertentu, makanan dan minuman yang tersimpan di kulkas, bisa basi.
Sebaiknya Anda tidak mengonsumsinya lagi. Segera periksa dan buang makanan dan minuman tersebut, jika memang sudah tidak layak dikonsumsi. Sebab, mengonsumsinya bisa menyebabkan keracunan makanan.
4. Demam dengue, chikungunya, infeksi virus Zika
Nyamuk-nyamuk bisa semakin menyebarkan infeksi virus, dua minggu hingga dua bulan setelah bencana. Bahkan, hal ini risiko ini dihadapi warga sudah tidak kebanjiran, tapi mengalami curah hujan tinggi.
Bersihkan genangan air yang ada di rumah, termasuk wadah seperti ember, bak sampah, bahkan mainan anak. Sebab, genangan air ini bisa menjadi tempat bersarangnya telur nyamuk Aedes aegypti.
Untuk menghindari penyakit chikungunya, demam dengue, maupun infeksi virus Zika, ada baiknya Anda mengoleskan losion antinyamuk dan mengenakan pakaian tertutup ketika membersihkan rumah.
Apa yang harus segera dilakukan ketika kembali ke rumah?
Tingginya suhu udara dan lembapnya lingkungan, bisa menimbulkan noda bekas banjir. Oleh karena itu, segera buka semua jendela rumah. Yang terpenting adalah untuk mengurangi kelembapan dan mengeringkan rumah.
Selain itu, perhatikan cairan pembersih yang akan Anda gunakan untuk membersihkan rumah. Jangan mencampurkan sejumlah produk pembersih. Sebab, mencampur bahan-bahan kimiawi tersebut, bisa menimbulkan efek samping jika terhirup. Begitu pula ketika terkena kulit.
Sebagai antisipasi banjir di kemudian hari, persiapan ice gel dan kotak pendingin untuk menyimpan obat-obatan pribadi yang membutuhkan penyimpanan di suhu dingin. Pastikan obat-obatan Anda berada di tempat aman. Jangan lupa juga untuk menyimpan rekam medis Anda di tempat aman.
Ingat, yang Anda hadapi ini bukan sekadar air, tapi air banjir. Air banjir ini bukanlah air bersih, dan banyak risiko penyakit yang dibawanya. Jika Anda dalam kondisi kurang fit untuk membersihkan rumah pascabanjir, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan orang terdekat.